Teknologi Pertanian yang Menakjubkan, Memajukan Peradaban Inca

By Galih Pranata, Selasa, 18 Januari 2022 | 13:00 WIB
Teknologi pertanian yang dikenal dengan sebutan andenes, memajukan peradaban suku Inka. (BBC Travel)

Nationalgeographic.co.id—Prestasi mereka dimulai dari teknik pertanian yang tampak sederhana, namun terlihat menakjubkan, membantu Inca membangun kerajaan terbesar dalam sejarah Amerika Selatan.

Ladang dengan teknik menakjubkan, dikenal sebagai andenes (bahasa Spanyol untuk 'platform'), ladang bertingkat yang tersebar di Andes tengah. Andenes pertama kali dirancang sekitar 4.500 tahun yang lalu oleh penduduk kuno.

Setelah muncul pola-pola dasarnya, andenes disempurnakan oleh Inca, yang muncul pada abad ke-12 dan para ahli pertaniannya mengadopsi dan mengadaptasi teknik, strategi, dan sistem kepercayaan dari masyarakat terdahulu.

"Itu (membangun andenes) adalah cara kreatif untuk menentang medan yang memungkinkan cara yang efisien untuk menanam (tanaman)," ungkap Cecilia Pardo Grau, kurator Peru untuk Brittish Museum dalam tulisan Meghji.

Shafik Meghji menulisnya kepada BBC dalam artikelnya berjudul A deceptively simple feat of agricultural engineering helped the Inca to build the largest empire in South American history, dipublikasi pada 13 Desember 2021.

Hal ini memungkinkan para petani menanam lusinan tanaman yang berbeda, mulai dari jagung dan kentang, hingga quinoa dan koka, yang banyak di antaranya tidak akan bertahan di wilayah tersebut.

Melalui teknik pertanian yang sederhana itu, hasilnya adalah peningkatan dramatis dalam jumlah keseluruhan makanan yang diproduksi.

Di luar kecerdikan mereka, andenes juga memiliki kualitas artistik, membentuk pola geometris yang luas di lanskap Andes, menyuguhkan pemandangan yang indah dan menakjubkan. 

"Beberapa terlihat seperti tangga hijau raksasa yang diukir di lereng gunung, sementara yang lain terdiri dari rangkaian lingkaran konsentris, menarik perhatian seperti ilusi optik," tambahnya.

Salah satu yang paling mengesankan adalah situs arkeologi Peru Moray, yang menyerupai amfiteater alam.

Terletak sekitar 50 km di utara bekas ibu kota Inca, Cuzco dan 3.500 m di atas permukaan laut, tempat ini menunjukkan bagaimana andena (julukan lain andenes) digunakan untuk menciptakan berbagai iklim mikro.

Berkat berbagai desain, ukuran, kedalaman, dan orientasi teras, perbedaan suhu antara yang tertinggi dan terendah adalah sekitar 15 derajat celcius. Moray telah digambarkan sebagai 'stasiun penelitian pertanian', sampel tanah dari seluruh kekaisaran telah ditemukan di sini.

Baca Juga: Wujud Mumi Anak Suku Inca, Korban Ritual Pengorbanan Pada Dewa

"Melalui hasil pengambilan sampel tanah, para peneliti berpendapat bahwa suku Inca mungkin telah menggunakan situs tersebut untuk bereksperimen dengan praktik seperti rotasi tanaman, domestikasi, dan hibridisasi," ungkapnya.

Teknologi pertanian seperti andenes memainkan peran penting dalam perluasan kerajaan Inca, yang dikenal sebagai kerajaan besar di kawasan Amerika Selatan.

"Kekuasaannya membentang sebagian besar Peru modern, Bolivia barat, barat daya Ekuador, Kolombia barat daya, Argentina barat laut dan Chili utara pada puncaknya," sambung Meghji.

Salah satu catatan tertua yang masih ada tentang penggunaannya berasal dari Garcilaso de la Vega (1539-1616), putra seorang wanita bangsawan Inca dan seorang penakluk Spanyol.

Sawah bertingkat dapat ditemukan tersebar di lereng curam Andes tengah, peninggalan peradaban Inka. (Christian Vinces/Getty Images)

Setelah merebut wilayah baru, Inca mulai memperluas jumlah lahan pertanian dengan mendatangkan insinyur yang terampil, de la Vega kemudian mencatat dalam bukunya, Royal Commentaries of the Inca.

"Mereka membangun teras di gunung dan lereng bukit, di mana pun tanahnya bagus. Dengan cara ini, seluruh bukit secara bertahap ditanami, platform diratakan seperti tangga berundak dan semua tanah yang bisa ditanami dan diairi, digunakan," sebut de la Vega dalam bukunya.

Pendekatan terhadap organisasi pertanian, komunitas, dan kekaisaran ini memungkinkan suku Inca mengumpulkan surplus besar makanan untuk digunakan selama kekeringan, banjir, konflik, dan masa paceklik lainnya.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Umur Machu Picchu, Situs Inca yang Fenomenal

Tetapi kedatangan para penakluk Spanyol pada abad ke-16 memicu penggulingan suku Inca dan penurunan andenes. Kekerasan kolonial, epidemi penyakit Eropa dan pemindahan paksa menghancurkan penduduk asli Andes tengah.

Tanaman Eropa dan praktik pertanian diperkenalkan dan dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah, menggeser kelestarian andenes yang telah menjadi budaya leluhur penduduk asli Andes.

Sementara banyak andenes yang ditinggalkan atau rusak, jejaknya tidak pernah hilang sama sekali. Berdasarkan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, banyak petani Andes modern yang terus menggunakannya hingga hari ini.

Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato