Upaya Pemulihan Sungai Gangga di India yang Sudah Sangat Tercemar

By , Selasa, 10 April 2018 | 20:00 WIB

Hingga saat ini, belum diputuskan solusi mana yang akan diterapkan.

Hubungan yang rumit

India adalah salah satu negara yang memiliki tantangan air. Sungai-sungainya terkuras oleh ekstraksi berlebihan, penggundulan hutan, polusi, dan perubahan iklim.

Sungai-sungai besar semakin menyusut. Yang tadinya bersifat abadi, saat ini hanya mengalir musiman. Menjadikan India seperti negara gurun.

Volume sungai semakin menurun – dari sekitar 182,824 kaki kubik pada 1951 menjadi hanya 54,561 di 2011. Lebih buruknya lagi, dari jumlah total air itu, hanya sejumlah kecil saja yang layak digunakan manusia – yakni 33,125 kaki kubik. Angka itu pun diperkirakan turun lagi menjadi 28,746 kaki kubik di  2025.

Jika itu benar terjadi, maka spesies dan sumber daya alam di sana bisa punah.

(Baca juga: Kisah Desa Patemon yang Selamat Dari Krisis Air Berkat Sumur Resapan)

Secara historis, sungai Gangga diandalkan untuk pertanian. Namun kini, bersama dengan sungai Indus, ia dimasukkan ke dalam daftar sungai paling tercemar di dunia. Kedua sungai ini terancam oleh polusi yang merajalela dan rencana pembangunan bendungan.

Pertanian menjadi sumber pendapatan warga India. Oleh karena itu, air sangat krusial bagi mereka. Namun, melihat keadaannya sekarang, India mungkin akan mengalami masalah kekurangan air di abad ini. Itu berarti kiamat bagi para petani dan memberikan dampak jangka panjang bagi ekosistem.

Pandangan terhadap sungai-sungai di India pun cukup rumit. Beberapa kepercayaan tradisional yakin bahwa sungai Gangga memiliki kekuatan untuk membersihkan dirinya sendiri. Hindu, agama terbesar di India menyatakan bahwa sungai tersebut terhubung dengan Dewi Gangga yang dideskripsikan berasal dari surga.

Memotret Gangga

Selama 10 tahun terakhir, fotografer Giulio Di Sturco telah memotret sungai Gangga melalui seri Death of a River-nya.