Megan O'Donoghue, Sinden Cantik Asal Amerika

By , Selasa, 24 April 2018 | 14:00 WIB

Sebagai negara dengan populasi nomor tiga terbesar di dunia, Amerika Serikat menjadi tempat pertemuan budaya yang beraneka ragam.

Kebudayaan dan kesenian Indonesia menjadi salah satu contohnya, sebagai topik yang banyak mendapat apresiasi bahkan dipelajari di berbagai sekolah, universitas dan institusi Amerika.

Bukan hal yang jarang lagi ketika bertemu dengan warga lokal Amerika yang mahir bermain gamelan, pandai menarikan tarian tradisional Indonesia, atau bisa menyanyi keroncong atau bahkan menyinden. Seniman asal Amerika, Megan Colleen O’Donoghue di Santa Cruz, California adalah salah satunya.

Baca juga: Menceburkan Bayi ke Kotoran Sapi, Tradisi Turun Menurun di India

Di lansir dari voaindonesia.com, Megan menceritakan kisahnya hingga mahir karawitan.

“Waktu saya kuliah, saya ambil jurusan lagu seriosa di Seattle. Terus di sana ada gamelan Jawa. Saya jadi tertarik sekali sama gamelan di sana,” papar Megan Colleen O’Donoghue dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih.

Setelah lulus kuliah dari Cornish College of the Arts di Seattle tahun 2008, Megan memutuskan untuk mengikuti program Darmasiswa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Seniman AS, Megan O'Donoghue (ke-5 dari kiri) yang mahir menyinden bersama seniman AS lain (Dok: Megan O'Donoghue)

Program ini menawarkan beasiswa selama satu tahun kepada warga asing yang ingin mempelajari kebudayaan Indonesia. Pada waktu itu Megan menimba ilmu di Institut Seni Surakarta di Solo dan mengambil jurusan karawitan selama satu tahun.

“Kalau karawitan itu artinya kesenian gamelan begitu ya. Jadi ada seni suara seperti sindenan, ada gamelan seperti gong, saron, demung, gender, bonang, kendang, rebab begitu.

Jadi kalau di ISI Surakarta kalau ambil jurusan karawitan semuanya harus belajar dulu,” jelas perempuan kelahiran tahun 1984 ini.

Baca juga: Festival Songkran dan Mengapa Air Menjadi Jantung Kebudayaan Thailand

Selama di Solo, Megan tinggal bersama mendiang maestro sinden, Nyi Supadmi, yang juga adalah gurunya. Melalui interaksi dengan para murid yang juga kos di rumah mendiang Nyi Supadmi, perempuan multitalenta ini jadi bisa memperlancar kemampuannya berbahasa Indonesia.