Nationalgeohgraphic.co.id - Di Tiongkok kuno, ketika seseorang meninggal di usia muda dan belum menikah, maka pernikahan hantu akan digelar. Tradisi ini diperkirakan berawal sejak dinasti kekaisaran pertama Tiongkok yaitu Dinasti Qin (221-206 Sebelum Masehi).
Apa tujuan dari pernikahan hantu yang umum dilakukan di Kekaisaran Tiongkok ini?
Meski diperkirakan dilakukan sejak dinasti pertama, tetapi catatan awal paling komprehensif tentang praktik ini berasal dari Dinasti Han (206 SM -220 Masehi).
Tujuan tradisi ini adalah untuk memastikan pria atau wanita meninggal di usia muda dan belum menikah dapat perjalanan ke akhirat dengan pasangannya. Sehingga, almarhum bisa melindungi nama keluarga mereka yang masih hidup. “Tradisi ini juga menjamin nasib almarhum di dunia selanjutnya,” tulis Riley Winters di laman Ancient Origins.
Pernikahan hantu: membuat orang yang sudah meninggal bahagia dan beruntung
Bentuk pernikahan hantu yang paling umum adalah menikahkan pria dan wanita yang sama-sama sudah meninggal. Tidak peduli apakah mereka sudah bertunangan atau belum saat masih hidup.
Namun, ritual tersebut lebih dari sekadar memastikan pasangan bagi pria dan wanita yang meninggal. Menurut legenda, jika seseorang meninggal dan tidak diberi pernikahan hantu yang layak, dia akan menghantui rumah keluarga. Almarhum akan berhenti mengganggu ketika mendapatkan upacara pernikahan yang layak.
Ketika keluarga dihantui, generasi muda berisiko mengalami kejatuhan nama keluarga dan kekayaannya. Jadi, pernikahan itu bukan semata-mata untuk perjalanan almarhum di akhirat tapi juga kedamaian keluarga yang masih hidup.
Pernihakah dengan salah satu pasangan yang masih hidup
Namun pernikahan antara dua orang yang sudah meninggal bukanlah satu-satunya jenis pernikahan hantu.
“Jenis yang lain adalah di mana salah satu pasangannya masih hidup,” ungkap Winters. Di Tiongkok kuno, jika pasangan laki-laki meninggal muda, tunangannya dapat memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahan. Orang lain akan menggantikan almarhum selama upacara.
Meskipun pria telah meninggal, si wanita akan diberi rumah dan perlindungan oleh keluarga si pria. Jadi si wanita tidak akan menghadapi risiko untuk tidak pernah menikah. Ini merupakan hal yang sangat dipandang rendah dalam budaya Tiongkok kuno.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR