Sepuluh Ribu Kura-kura Terancam Punah Ditemukan di Rumah Pemburu Liar

By , Jumat, 27 April 2018 | 12:00 WIB

Semuanya bermula dari ‘bau busuk’. Tak lama setelah itu, petugas kepolisian pun dipanggil.

“Anda tidak akan bisa membayangkannya. Itu sangat mengerikan,” kata Soary Randrianjafizanaka, kepala badan lingkungan di Madagaskar.

Sebuah rumah dua lantai di kota Toliara, Madagaskar, dipenuhi dengan 10,976 kura-kura darat (Astrochelys radiata) yang terancam punah.

“Mereka memiliki kura-kura di kamar mandi, dapur, hampir seluruh bagian rumah,” tambah Randrianjafizanaka.

(Baca juga: Samson, Badak Jawa yang Ditemukan Mati di Ujung Kulon)

Bau kotoran dan air kencing yang berasal dari rumah itu mungkin diperparah oleh 180 kura-kura yang sudah mati.  

Selanjutnya, 574 kura-kura tewas akibat dehidrasi dan infeksi setelah mereka diselamatkan dan dibawa ke rumah perlindungan.

Petugas berwenang mengangkap tiga pemburu liar di rumah tersebut. Dua dari mereka sedang sibuk mengubur kura-kura yang sudah mati ketika polisi datang.

“Semua anggota pemburu, yang memiliki pengalaman signifikan dengan spesies tersebut, mengaku bahwa kura-kura yang mereka tangkap sangat ‘bersinar’,” papar Turtle Survival Alliance (TSA) yang terlibat dalam upaya penyelamatan kura-kura tersebut.

Banyaknya kura-kura yang ditangkap membuat pihak berwenang curiga ada ‘bos besar’ di balik operasi perburuan.

Kura-kura darat dengan tanda yang unik di tempurungnya. (Turtle Survival Alliance)

Sebenarnya, ini bukanlah kasus baru. Kura-kura darat memang diketahui memiliki tempurung yang sangat indah -- dengan tanda kuning nan unik yang tersusun seperti matahari atau bintang.

Sayangnya, ini membuat kura-kura darat menjadi sasaran empuk para pemburu dan penyelundup. Mereka mengumpulkan reptil ini untuk dijual dan digunakan dalam pengobatan Cina.

Sebagai konsekuensinya, selama beberapa dekade, jumlah hewan ini menyusut ke tingkat berbahaya. Pada 2013, diperkirakan hanya ada enam juta kura-kura yang masih tersisa. Ini jauh dari jumlah 12 juta kura-kura yang ada pada 1990-an.

Rick Hudson, presiden TSA mengatakan, saat ini, populasi kura-kura darat hanya sekitar tiga juta. “Mereka berada dalam tingkat yang mengkhawatirkan,” ujarnya.

Meskipun Hudson terkejut saat menemukan puluhan ribu kura-kura darat di rumah pemburu tersebut, namun ia juga percaya ini benar-benar terjadi.

(Baca juga: ‘Rip Van Winkle’, Tanaman yang Bisa Hibernasi Selama 20 Tahun)

Sistem politik dan kesulitan ekonomi di Madagaskar telah menempatkan upaya perlindungan lingkungan di posisi terbawah. Kura-kura darat, yang merupakan satwa asli wilayah tersebut, menjadi korbannya.

Sebagai contoh, pada 2015, pemerintah menyita 453 kura-kura darat dari pemburu di bandara internasional. Pada 2016, 316 kura-kura darat ditemukan di Cina Tenggara setelah diselundupkan dari Madagaskar.

Dengan perburuan  merajalela yang masih terjadi di wilayah itu, tidak mungkin 10 ribu kura-kura darat akan dikembalikan lagi ke alam liar. Sampai Madagaskar bisa menegakkan hukum yang melindungi spesies langka ini, cara terbaik untuk menyelamatkan kura-kura darat adalah dengan menempatkan mereka di penangkaran.