Kenapa Tubuh Kita Makin Menyusut Seiring Pertambahan Usia?

By Agnes Angelros Nevio, Kamis, 20 Januari 2022 | 15:00 WIB
Bertambahnya usia menyebabkan penyusutan pada tubuh (Tori Wesszer)

Nationalgeographic.co.id—Kami memiliki tradisi keluarga di mana setiap tahun, pada Malam Tahun Baru, kami duduk dan melihat-lihat album lama. Saya tidak tahu siapa yang menciptakannya, tetapi saya sangat menikmatinya. Tahun ini, ketika kami melakukan ritual tahunan ini, saya perhatikan bahwa nenek saya sekarang terlihat lebih pendek daripada dirinya di foto-foto ketika dia masih muda.

Tentu saja, itu hanya "usia tua", tetapi menarik untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi untuk membuat kita menjadi lebih pendek dari waktu ke waktu.

Apakah tinggi badan kita berkurang seiring bertambahnya usia?

Jawaban yang disayangkan adalah "ya". Ketinggian yang sebagian besar dari kita pamerkan selama usia remaja dan dua puluhan tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkan kita seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, tinggi badan kita cenderung menurun, sehingga kita melihat orang tua dan kakek-nenek kita “menyusut”.

Penurunan tinggi badan ini diamati pada pria dan wanita dan di seluruh benua. Penuaan bersifat universal; demikian juga pengurangan tinggi badan kita secara bertahap.

Orang biasanya mulai kehilangan tinggi badan mereka sekitar usia 30 tahun (kadang-kadang bahkan 40 tahun). Setiap sepuluh tahun setelah usia ini, manusia kehilangan hampir satu sentimeter, yang secara kasar berarti sekitar satu setengah inci. Dengan demikian, kita mungkin kehilangan antara 2,5 hingga 7,5 sentimeter (1 hingga 3 inci) tinggi badan seiring kita menua.

Penurunan tinggi badan ini juga semakin cepat seiring bertambahnya usia: semakin tua seseorang, semakin cepat mereka kehilangan tinggi badan.

Perbedaan pengurangan tinggi badan untuk pria dan wanita

Pria dan wanita kehilangan tinggi badan secara berbeda. Wanita kehilangan lebih banyak inci dibandingkan dengan pria pada usia yang sama. Bukan hanya besaran incinya… wanita juga kehilangan tinggi badan lebih cepat daripada pria. dan juga, wanita kehilangan tinggi badan lebih cepat setelah menopause.

Penurunan kumulatif tinggi badan mulai dari usia 30 hingga 70 tahun rata-rata 3 cm untuk pria.Namun, nilai yang sama untuk penurunan tinggi pada wanita adalah 5 cm. Sedangkan, pada usia 80 tahun, nilai ini berubah menjadi 5 cm untuk pria dan 8 cm untuk wanita.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menyimpulkan bahwa tinggi badan pria dan wanita menurun seiring bertambahnya usia baik dalam analisis cross-sectional maupun longitudinal. Perbedaan ketinggian karena jenis kelamin tidak terlihat selama studi cross-sectional. Namun, menjadi jelas selama studi longitudinal bahwa wanita kehilangan tinggi badan mereka lebih cepat seiring bertambahnya usia, dibandingkan dengan pria.

Juga, cukup menarik, untuk pria, tingkat penurunan tinggi badan tergantung pada tinggi awal mereka. Ini menyiratkan bahwa pria yang lebih tinggi kehilangan tinggi badan lebih cepat. Namun, ini tidak berlaku untuk wanita, berdasarkan hasil studi tersebut.

Baca Juga: Apakah Teknologi Masa Depan Bisa Membuat Manusia Hidup Abadi?

Alasan penurunan tinggi badan

Panjang tulang kaki, tulang belakang, dan tengkorak menentukan tinggi badan seseorang. Ini biasanya mencapai panjang maksimum mereka pada akhir masa remaja, setelah itu tinggi badan seseorang tidak bertambah. Selama 'fase dewasa' kita, panjang tulang kaki dan tengkorak tetap hampir sama, tetapi tulang belakang cenderung berperan dalam pengurangan tinggi badan.

Tulang belakang kita terdiri dari 24 tulang, masing-masing disebut vertebra. Ini ditumpuk satu di atas yang lain dan membentang dari belakang leher kita ke pinggang kita. Di antara setiap vertebra ada bantalan seperti gel yang disebut cakram. Cakram tulang belakang ini memainkan peran penting dalam menjaga postur tubuh kita. Layaknya bantal, mereka bertindak sebagai peredam kejut dan memberikan fleksibilitas punggung.

Alasan 1

Seiring bertambahnya usia, cairan seperti gel akan habis, menyebabkan cakram tulang belakang menjadi lebih tipis. Ketika ini terjadi, tulang belakang menjadi lebih dekat, yang berakibat pada pengurangan tinggi badan seseorang. Lalu, akibat dari kehilangan cairan ini, punggung menjadi semakin kaku seiring bertambahnya usia.

Vertebra juga dapat kehilangan sebagian kandungan mineralnya, membuatnya lebih tipis dan ukurannya lebih kecil. Tulang panjang tungkai pun kehilangan kandungan mineralnya, namun panjangnya tidak berubah.

Alasan 2

Ligamen kaki mulai menggelongsor seiring bertambahnya usia. Hal ini menjadi penyebab melengkungnya kaki kita. Saat kaki menjadi lebih rata, tinggi badan kita mungkin sedikit berkurang. Namun, efek ini tidak begitu terasa seperti perubahan yang disebabkan oleh cakram tulang belakang.

Alasan 3

Tubuh kehilangan massa otot seiring bertambahnya usia karena atrofi atau hilangnya jaringan otot. Kondisi ini, secara teknis disebut sarcopenia (hilangnya otot terkait usia). Serat otot menyusut dan diganti pada tingkat yang lebih lambat. Kehilangan otot ini sangat lazim terjadi pada batang tubuh, yang membuat kita terlihat lebih pendek.

Adakah yang bisa dilakukan untuk menghentikan penurunan tinggi badan ini?

Tidak ada yang benar-benar dapat menghentikannya, tetapi kita dapat memperlambat perubahan ini. Beberapa kebiasaan dan perubahan gaya hidup dapat mengurangi penurunan tinggi badan satu atau dua inci.

Olahraga: Sejauh ini, olahraga merupakan cara terbaik untuk mengurangi masalah yang berkaitan dengan tulang dan otot, dan dengan demikian secara tidak langsung memengaruhi tinggi badan Anda. Olahraga ringan dalam ukuran sedang pun harus didorong.

Diet yang baik: Diet kaya kalsium dan Vitamin D membantu menjaga tulang dan mengurangi hilangnya mineral oleh tulang belakang.

Hindari merokok,minum alkohol dan kafein dalam jumlah berlebihan.

Sedikit penurunan tinggi badan seiring bertambahnya usia tidak mungkin dihindari. Walaupun tidak dapat dihentikan, kita mampu memperlambat itu melalui diet yang tepat, olahraga teratur, dan menghindari alkohol, tembakau, dan kafein dalam jumlah besar.

Baca Juga: Ubasute, Praktik Membuang Orang Tua dalam Cerita Rakyat Jepang