Pusara Tutu, Berbicara tentang Humanisme Sejati yang Diperjuangkan

By Galih Pranata, Senin, 31 Januari 2022 | 14:00 WIB
Pusara Uskup Agung Desmond Tutu di gereja St. Georges. (Gianluigi Guercia/eNCA)

Desmond Tutu selalu berada di garis depan untuk membawa organisasi tersebut, mengantarkan pada periode aksi massa yang bergulir dari pemogokan buruh, boikot konsumen, dan protes lainnya terhadap dominasi kulit putih yang menindas.

Mobilisasi massa berkontribusi besar untuk membuat rezim apartheid menyadari bahwa mereka secara bertahap kehilangan kendali atas negara. 

Ia memainkan peran utama dalam meyakinkan komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi pada Afrika Selatan dan bagi perusahaan asing untuk tidak berinvestasi lagi di negara tersebut.

"Uskup agung itu berdiri untuk perdamaian dan perlawanan non-kekerasan dalam mengejar tujuan politik, tetapi masih mengerti mengapa gerakan pembebasan dianggap perlu untuk menempuh jalur perjuangan bersenjata di awal 1960-an," terus Motlanthe.

Pusaranya menggambarkan tentang perjuangan Tutu. Ia tidak membatasi aktivismenya di Afrika Selatan, tetapi seorang internasionalis yang tertarik pada keadilan sosial dan penyelesaian konflik di seluruh dunia.

Baca Juga: Peran PBB Terhadap Kemanusiaan Melalui Larangan Penggunaan Nuklir