Ada Kerabat Ikan Purba ke Daratan yang Memilih Kembali ke Air

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 2 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi ikan purba Qikiqtania. Leluhurnya menonjolkan fitur untuk bisa ke daratan, tetapi spesies ini memilih untuk kembali ke perairan. (Alex Boersma CC BY-ND)

Diperkirakan, fosil ini hidup sekitar 375 tahun silam yang membuatnya sedikit lebih tua dari Tiktaalik. Panjang tubuh fosil ini mencapai 76,2 sentimeter dengan sirip lebar seperti dayung, gigi tajam, dan mata bertengger di atas kepalanya yang datar.

Fosil dari ikan Qikiqtania wakei yang ditemukan tahun 2004 dalam sebuah ekspedisi. (Stewart et al.)

"Ini merupakan variasi yang benar-benar tak terduga dalam kelompok tepat di puncak transisi air-tanah," terang Thomas Stewart, penulis utama makalah dan ahli biologi evolusioner di Pennsylvania State University. "Ini menunjukkan bahwa ada keragaman hewan yang melakukan segala macam hal yang berbeda."

Dia menerangkan, hewan ini berkerabat dengan jenis pertama dari vertebrata berkaki, tetapi tulang humerusnya "sangat berbeda dari makhluk lain yang berkerabat dekat dengannya." Tulang lengannya relatif kecil dan berbentuk seperti bumerang, sedangkan Tiktaalik punya sudut yang berbeda.

Qikiqtania tidak punya tonjolan dan puncak di tulang yang dimiliki kerabatnya yang mana melekat dengan otot dada. Sehingga, para peneliti menyimpulkan fiturnya tidak bisa membantu untuk menopang tubuh.

Namun, spesies nenek moyangnya punya sirip yang dapat menopang tubuh mereka. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa ikan ini sebenarnya sempat singgah ke daratan karena evolusi leluhurnya. Kemudian, mereka memilih untuk merangkak kembali ke air.

"Ini adalah spesialisasi yang menarik karena menunjukkan bahwa transisi dari kehidupan ke air pada kehidupan di darat sedikit lebih kompleks," tutur Shubin. "Anda punya beberapa makhluk yang berevolusi untuk berjalan di darat atau di dasar air, dan yang lainnya berevolusi ke habitat perairan terbuka; itu berjalan dua arah."

Meski demikian, belum diketahui jelas mengapa Qikiqtania lebih memilih kembali ke air. Shubin dan rekan-rekan lainnya menduga ada banyak makanan di dalam air. Mereka menanti eksepedisi mendatang untuk mencari bahu atau pinggul dari spesies ikan purba yang terpelihara dengan baik untuk mengungkap bagaimana perpindahan dari air ke darat dan sebaliknya.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo