Generasi Vesala, Saksi Seabad Perjalanan Pendidikan Finlandia

By Galih Pranata, Selasa, 1 Februari 2022 | 17:00 WIB
Dari kiri: Jarmo Vesala, Taito Vesala, Tatu Vesala dan Jari Vesala berbagi pengalaman selama bersekolah. (Arto Wiikari/This is Finland)

Sistem sekolah komprehensif yang diterapkan di Finlandia pasca reformasi, secara bertahap diberlakukan mulai tahun 1972. Hal ini bersamaan dengan dimulainya sekolah anak Jarmo, Jari Vesala.

Baca Juga: National Geographic Indonesia Sebagai Acuan Sumber Belajar di Sekolah

Reformasi sekolah yang komprehensif menjadi topik hangat saat itu di seluruh penjuru Finlandia, dan bagi Jari, sistem sekolah yang baru yang ia kenyam adalah cara belajar terbaiknya.

Salah satu resep sukses dalam sistem sekolah Finlandia adalah makan siang di sekolah. Pada tahun 1948, undang-undang tentang pemberian makanan di sekolah diberlakukan.

Negara itu mewajibkan kotamadya untuk menyediakan makan siang gratis di sekolah pada masing-masing dari enam hari sekolah.

"Pada waktu tertentu, kami semua berkumpul untuk makan siang. Saya diajari di rumah bahwa Anda harus menghabiskan semua makanan di piring Anda," terang Jarmo kepada This is Finland. Pendidikan secara sederhana dimulai dari adab makan.

"Siswa senang dapat bersekolah karena menyediakan crosserol ham dan kentang yang sangat lezat," ungkap Jari Vesala.

Jarmo Vesala berseloroh saat mengenang masanya masih bersekolah, tak sedikit yang memiliki motivasi bersekolah karena ingin mendapatkan makanan yang lezat, itu beriringan juga dengan minat belajar ia dan rerkan-rekannya.

Saat cicit dari Taito dan anak dari Jari, Tatu Vesala, beberapa tahun terakhirnya bersekolah, pembelajaran berbasis fenomena diperluas di berbagai mata pelajaran, telah diperkenalkan di sekolah.

Kelas-kelas pada sekolah Tatu telah diperkenalkan dengan sistem pendidikan berbasis fenomena, membawa langsung siswa kepada hal yang bersifat kontekstual. Mereka diberi teori oleh guru, kemudian dapat langsung menyaksikan fenomena di lapangan.

"Tadi pagi, Tatu berangkat ke sekolah membawa koper lama kami yang lebih besar darinya," ungkap Jari, ayah dari Tatu, menyebutkan bahwa sekolah Tatu akan mengadakan Travel Fair untuk menyaksikan fenomena di lapangan.

Selain Travel Fair sebagai agenda sekolah mengajak siswa melihat fenomena di lapangan, sistem pendidikan yang dikenyam Tatu juga telah berubah menjadi lebih modern dengan proses digitalisasi pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi.