Inilah Kota dengan Tingkat Pencemaran Udara Terburuk Menurut WHO

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 3 Mei 2018 | 15:17 WIB
Jalanan Kanpur yang berdebu ()

Warga Kanpur dilanda kecemasan setelah World Health Organization (WHO) menetapkan kota di India tersebut sebagai wilayah dengan kualitas udara paling buruk di dunia, pada Rabu (2/5).

Sebanyak 14 kota di India, yang dikenal dengan industri kulit dan sepatunya, masuk ke dalam daftar kota dengan udara terkotor versi WHO. Bahkan ibu kota India, New Delhi, dan Agra, yang menjadi lokasi Taj Mahal, juga masuk ke dalam daftar tersebut. Data ini didapat dari hasil survei yang dilakukan pada 4300 kota di 100 negara.

Diketahui bahwa tingkat polusi di Kanpur, lima kali lipat melebihi batas aman yang direkomendasikan WHO.

Baca juga: 5 Benda Tak Diduga Di Kamar Hotel Ini Ternyata Menyimpan Banyak Kuman

“Peringkat terburuk ini seharusnya membangunkan pemerintah dan warga lainnya agar segera mengambil langkah untuk menghentikan polusi,” kata Ramesh Soni, salah satu penduduk kota Kanpur.

Laporan WHO menunjukkan bahwa lebih dari 90% warga dunia menghirup polutan berbahaya. Pada 2016, sekitar tujuh juta orang meninggal karenanya.

Untuk negara dengan pendapatan rendah dan menengah, seperti di Asia dan Afrika, tingkat kematiannya bahkan lebih dari 90%.

Jumlah kendaraan dan industri

Kanpur menderita polusi udara sepanjang tahun. Namun, saat musim dingin, polusinya semakin mengkhawatirkan.

Sudhir Gupta, pemilik pabrik yang memproduksi barang-barang dari kulit, mengatakan, mobil dan truk lah penyebab polusi di Kanpur. Setiap bulan, ada sekitar tujuh ribu kendaraan baru yang melintasi kota tersebut.

“Tidak heran jika kota ini memiliki kualitas udara buruk. Jumlah kendaraan di jalan raya meningkat setiap hari. Hanya ada sedikit area hijau yang tersisa,” katanya.

Sementara itu, pemerintah menyalahkan pembangunan yang tindak terkendali, pembakaran limbah, serta polusi industri.

Membahayakan kesehatan penduduk

“Laporan dari WHO ini merupakan peringatan polusi yang serius. Warga India mengalami darurat kesehatan,” kata badan amal lingkungan Centre for Science and Environment.

Selama bertahun-tahun, India kesulitan meningkatkan kualitas udara buruk di perkotaan yang merugikan kesehatan jutaan penduduknya. Lusinan kotanya selalu berada dalam daftar wilayah paling tercemar, tetapi belum ada upaya signifikan untuk meningkatkan kualitas udara.

Dalam laporan terbaru ini, Delhi menempati posisi keenam. Menurun dari peringkatnya pada 2014 yang berada di posisi pertama sebagai kota paling tercemar.

Belum lama ini, pengadilan tinggi India mengecam pemerintah karena gagal melindungi marmer putih Taj Mahal yang menguning akibat polusi udara.

Survei WHO berfokus pada partikel berbahaya dengan diameter 10 mikrometer (PM10) dan kurang dari 2,5 mikrometer (PM2,5). PM2,5 meliputi racun seperti sulfat dan karbon hitam yang dapat menembus ke dalam paru-paru dan sistem kardiovaskular.

Baca juga: Dampak Penambangan di Kamerun: Nyawa dan Rusaknya Lingkungan

Pada Rabu kemarin, tingkat PM2,5 Kanpur berada di antara 120 dan 150 – jauh lebih tinggi dibanding batas aman WHO, yakni 25.

“Saat ini saya tidak bisa membayangkan ke luar rumah tanpa menutup hidung dan mulut,” kata Savita Saxena, penduduk Kanpur yang sudah lanjut usia.

Para dokter di Kanpur mengatakan, kualitas udara yang memburuk selama satu dekade terakhir telah meningkatkan gangguan pernapasan dan penyakit mata.

“Jika tidak ditangani tepat waktu, efek polusi bisa menyebabkan kerusakan permanen,” kata dr. B.N Khanna, dokter di wilayah tersebut.

WHO mendesak India untuk mengikuti upaya Tiongkok dalam ‘membersihkan’ udara di negaranya.