Nationalgeographic.co.id—Pada 1897, Bram Stoker menulis sebuah novel berjudul Dracula. Novel ini berkisah tentang seorang vampir bernama Count Dracula yang mengisap darah manusia. Ia memburu korban dan membunuhnya di tengah malam.
Count Dracula merupakan sosok ciptaan Stoker sendiri. Tapi banyak yang percaya tokoh dalam novel tersebut terinspirasi oleh Vlad the Impaler. Ia adalah penguasa bengis dari Wallachia (bagian dari Rumania saat ini) pada pertengahan tahun 1400-an.
Vlad III mendapatkan julukan yang menakutkan karena menusuk lebih dari 20.000 orang dan membunuh sebanyak 60.000 orang selama pemerintahannya. Sebagian bahkan percaya jika penguasa sadis ini memakan korbannya dan mencelupkan roti ke darah mereka.
Kisah penguasa berdarah ini jauh lebih menakutkan dari apa pun yang dapat dibayangkan oleh Stoker.
Kelahiran putra naga
Vlad the Impaler atau dikenal sebagai Vlad III lahir antara tahun 1428 dan 1431 selama masa kerusuhan di Wallachia.
Ibunya berasal dari keluarga kerajaan Moldavia dan ayahnya adalah Vlad II Dracul. Dracul berarti naga. Vlad muda memiliki dua saudara laki-laki, Mircea dan Radu.
Karena kedekatan Wallachia dengan faksi-faksi Muslim dan Kristen yang bertikai, wilayah ini menjadi tempat kekacauan yang konstan.
Pada 1442, Dracul dan kedua putranya disandera oleh Utsmaniyah. Utsmaniyah memberikan tawaran pada Dracul agar meninggalkan putranya.
Dracul, percaya itu adalah pilihan teraman untuk keluarganya, setuju. Untungnya bagi Vlad muda dan saudaranya, selama dalam penyanderaan, mereka menerima ilmu sains, filsafat, dan seni perang.
Pada saat yang sama, kudeta terjadi di Wallachia. Tahun 1447 seorang panglima perang menggulingkan Dracul. Vlad II dibunuh di rawa-rawa. Putra sulungnya di siksa dan dikubur hidup-hidup.
Tidak lama setelah kudeta, Vlad muda dibebaskan. Menggunakan nama Vlad Dracula, yang artinya putra naga, ia kembali ke Wallachia.