Mengabadikan Pendar Senja di Air Terjun Toroan

By Nana Triana, Kamis, 24 Februari 2022 | 15:56 WIB
Pendar Senja di Air Terjun Toroan, Sampang, Madura. (Dok. Rendra Kurnia/National Geographic Indonesia)

Rendra berdiri di daratan bagian atas sekitar air terjun. Di sisi kiri pandangannya adalah Air Terjun Toroan, sementara di sisi kanannya terbentang lautan. Matahari telah tenggelam kala itu, menyisakan cahaya jingga yang membuat langit di ujung cakrawala tampak semarak.

Panorama matahari terbenam di Air Terjun Toroan. (Dok. Rendra Kurnia/National Geographic Indonesia)

"Saya ingin ambil foto air terjun dengan background matahari tenggelam yang ditunjang batu-batu karang di sekitarnya," ungkapnya.

Air Terjun Toroan berhasil ia abadikan dalam sejumlah foto. Rendra merasa puas. Bukan hanya karena hasil jepretannya tampak ciamik, tetapi juga karena foto-foto tersebut diambil menggunakan kamera dari smartphone realme 9 Pro+. Ya, bukan kamera profesional yang biasa ia pakai.

“Meskipun dalam kondisi low-light, kamera realme 9 Pro+ cukup baik. Saya menggunakan mode 50 megapiksel. Gambar yang dihasilkan cukup apik, air terjun terlihat begitu halus,” jelas Rendra dengan antusias.

Kamera pada smartphone tersebut, lanjut dia, cukup stabil saat digunakan karena didukung Optical Image Stabilization (OIS). Sensor kamera flagship Sony IMX766 yang ditanam pada realme 9 Pro+ juga mampu meningkatkan detail warna dan membuat foto lebih tajam.

“Cukup terbantu dengan adanya dua fitur ini. Kamera realme 9 Pro+ bisa menyesuaikan hasil dengan baik,” imbuh Rendra.

Baca Juga: Menjumpai Blue Fire Kawah Ijen, Cahaya Unik Hanya Dua di Dunia

Menurutnya, konsep foto yang ia terapkan pada Air Terjun Toroan bisa menjadi resep bagi pelancong yang berencana menyambangi destinasi alam ini. Komposisi air terjun berpadu laut, dengan latar belakang langit kala sunset, merupakan lukisan semesta yang langka.

"Setahu saya, air terjun yang langsung terhubung ke laut baru Air Terjun Toroan di Madura. Debit airnya juga besar," ujarnya.

Air Terjun Toroan tidak hanya menawarkan keelokan yang sedap dipandang. Namun, juga menyimpan legenda tentang asal-usul air terjun tersebut yang hidup di tengah masyarakat Madura. 

Menurut legenda itu, Rendra bercerita, keberadaan Air Terjun Toroan merupakan akibat dari pertengkaran sepasang suami-istri yang saling curiga telah terjadi perselingkuhan di antara mereka.

Kemudian keduanya meminta untuk dimakamkan di tengah hilir sungai ketika sudah meninggal. Apabila makam mereka tidak tenggelam oleh banjir, maka keduanya tidak bersalah.

"Kalau didapati tidak bersalah, makamnya tidak akan dilewati air sehingga tidak menenggelamkan makam," kata Rendra.

Rendra Kurnia merupakan satu dari delapan fotografer yang menjelajahi sembilan destinasi alam melalui program Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia. Para fotografer mengabadikan keunikan cahaya dari setiap destinasi menggunakan realme 9 Pro+.

Bagi Anda yang penasaran melihat foto karya delapan fotografer pada ekspedisi ke sembilan destinasi wisata alam tersebut, Anda dapat mengunjungi laman https://bit.ly/realme9lights.