Mangrove dan Lamun sebagai Benteng Alam untuk Melawan Krisis Iklim

By National Geographic Indonesia, Jumat, 25 Februari 2022 | 17:00 WIB
Mangrove di Rajaampat. Nusantara memiliki tanaman pesisirnya yang memiliki potensi menyelematkan Bumi dari krisis iklim, seperti mangrove dan lamun. Kedua tanaman ini berperan sebagai penyumbang cadangan karbon biru. (Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Baca Juga: Jarang Dipedulikan, Lamun Ternyata Membantu Menghadapi Perubahan Iklim

Baca Juga: Hari Mangrove Sedunia, Merawat Benteng Terakhir di Ekosistem Pesisir

Ekosistem pesisir perlu dilestarikan dan dipulihkan sebagai penyerap karbon yang signifikan secara global, meskipun luasnya relatif kecil dibandingkan ekosistem lain. Di samping hutan tropis dan lahan gambut, ekosistem pesisir menunjukkan bagaimana alam dapat digunakan untuk meningkatkan strategi mitigasi perubahan iklim.

Penyelamatan benteng pesisir—mangrove dan lamun—yang menyimpan karbon biru merupakan bagian dari misi netralitas karbon. Upaya ini begitu mendesak demi mengurangi jejak karbon kita di muka Bumi. Misi ini akan mengurangi dampak krisis iklim, menyelamatkan kehidupan Bumi dari kepunahan.

Berkenaan dengan strategi mitigasi perubahan iklim, Toyota Eco Youth kembali hadir untuk mencetak agen perubahan dan mengedukasi anak muda Indonesia untuk berperan dalam upaya mencapai netralitas karbon. Dalam programnya yang ke-12 kali ini, Toyota Eco Youth mengusung tema "Ecozoomers"—sebutan untuk Gen-Z yang memiliki kepedulian dalam menyelamatkan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi.

Toyota Indonesia dan dewan juri akan menetapkan kriteria untuk menyaring tiga proposal sekolah terbaik dari 25 sekolah yang ikut serta dalam program TEY 12. Tiga sekolah terbaik akan dibuatkan aplikasi oleh Toyota Indonesia untuk mendukung proyek dan inovasi agar terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, akan ada tahap mentoring bagi para peserta yang telah terpilih.