Fungsi Kompleks Ritual Zaman Neolitik Berusia 9.000 Tahun di Yordania

By Maria Gabrielle, Kamis, 3 Maret 2022 | 16:00 WIB
Kompleks ritual di Yordania. (South Eastern Badia Archaeological Project)

Nationalgeographic.co.id—Penemuan artefak maupun fosil dari kehidupan di masa lampau terus bertambah. Kali ini, telah ditemukan sebuah kompleks Neolitik dengan ukiran batu berusia 9.000 tahun di bagian tenggara gurun di Yordania.

Peninggalan bersejarah itu ditemukan pada Oktober 2021 oleh Proyek Arkeologi Badia Tenggara atau South Eastern Badia Archaeological Project (SEBAP). Dipimpin oleh Mohammad B. Tarawneh dan Wael Abu-Azizeh yang menyelidiki wilayah tersebut selama dekade terakhir ini.

Temuan yang didapat oleh para arkeolog dari Yordania dan Prancis itu telah diumumkan melalui konferensi pers yang diadakan oleh Kementrian Pariwisata dan Purbakala Yordania, beberapa waktu lalu. Dilansir dari CNN, situs ini diyakini sebagai instalasi ritual unik.

Sebab situs didedikasikan untuk berburu kijang, dari tempat itu didapati adanya perangkap batu raksasa yang dikenal dengan nama desert kite atau layang-layang gurun. Menurut para ahli, layang-layang gurun merupakan patung buatan manusia skala besar tertua di dunia.

Perangkap untuk berburu tersebut terdiri dari dinding batu panjang yang mengarahkan mangsa ke tempat di mana mereka dapat dikurung. Perangkap seperti ini pertama kali ditemukan oleh tim tahun 2013 lalu di daerah Jibal al-Khashabiyeh.

Temuan kala itu kemudian mengarah pada temuan tempat perkemahan yang digunakan oleh para pemburu. Mereka (para pemburu) hidupnya berpusat di sekitar layang-layang gurun dan penangkapan hewan buruan. Penduduk setempat tinggal di gubuk melingkar semi bawa tanah. Sebelumnya, telah ditemukan adanya tembikar dan tulang binatang.

Para arkeolog mengatakan penemuan baru ini memberikan wawasan tentang ekspresi kreatif dan spiritual orang-orang kuno. Penemuan dua pahatan batu bernama Ghassan dan Abu Ghassan dengan ini memiliki tinggi yang berbeda.

Patung setinggi 112 sentimeter telah diukir dengan representasi layang-layang gurun yang digabungkan dengan sosok manusia. Sedangkan yang lebih kecil berukuran 70 sentimeter memiliki wajah manusia yang sangat detail.

Ukiran antromorfik langka ini merupakan beberapa ekspresi artistik tertua di Timur Tengah. Tim juga mengatakan altar dan perapian menunjukkan keduanya kemungkinan digunakan untuk korban persembahan.

   

Baca Juga: Misteri Keberadaan Batu-Batu Bulat di Kuburan Kuno Neolitik Eropa

Baca Juga: Tersingkap, Masyarakat Neolitik di Catalhoyuk Sangat Maju Bertani