Akibat Kegilaannya, Kaisar Romawi Caligula Mati dengan Tragis

By Sysilia Tanhati, Senin, 28 Februari 2022 | 16:00 WIB
Sempat menjadi kaisar Romawi yang populer, Caligula dibenci oleh banyak pengikutnya. Perubahan karakter membuatnya menjadi gila dan sadis. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Gaius Julius Caesar Germanicus, lebih dikenal dengan nama panggilan masa kecilnya Caligula.Dia juga sempat menjadi kaisar Romawi yang populer. Akan tetapi, antara tahun 39 dan 40 M, karakternya berubah.

Muncul desas-desus bahwa kaisar sedang sakit. Yang lain berpendapat bahwa perubahan karakter disebabkan oleh ramuan pengubah kepribadian yang diberikan oleh istrinya, Caesonia. Apa pun penyebabnya, Caligula menjadi jahat dan kelas atas Romawilah yang paling menderita.

Kaisar yang menciptakan banyak musuh

Menurut penulis biografinya Suetonius, Caligula percaya dirinya sebagai dewa dan sering berkata: "Ingatlah bahwa saya memiliki hak untuk melakukan apa pun kepada siapa pun." Ia kerap mempermalukan para senator dengan membuat mereka berlari di belakang sampahnya. Juga memaksa mereka bertarung demi kesenangannya.

Suetonius menulis, "Ketika para konsul lupa mengumumkan hari lahirnya, dia menggulingkan mereka. Juga meninggalkan negara bagian itu selama tiga hari tanpa hakim tertinggi."

Caligula menghabiskan banyak uang selama masa pemerintahannya, baik untuk proyek penting maupun proyek sembrono. Sang Kaisar tidak ragu untuk menggunakan segala macam tipu daya dan pemerasan untuk mendanai pengeluarannya yang berlebihan. Pajak tinggi ditetapkan, warisan disita, dan warga kaya terkemuka mendapati diri mereka tunduk pada tindakan hukum. Harta benda tidak ada yang aman. Banyak yang hidup dalam ketakutan jadi target berikutnya dari tingkah Caligula.

Tidak heran, ia pun menjadi musuh banyak orang dan mereka berusaha untuk membunuhnya.

Penyerangan dari segala sisi

Banyak yang ingin membalas dendam pada kaisar atas penghinaan yang dilakukannya namun mereka semua takut untuk bertindak.

Sejarawan Cassius Dio menulis bahwa hampir semua orang di istana Caligula menginginkan dia mati. Dalam The Antiquities of the Jews, sejarawan Yahudi abad pertama Flavius ​​Josephus mencatat bahwa Caligula menghadapi permusuhan dari semua sisi. Ada tiga kelompok konspirator yang secara bersamaan terlibat dalam plot yang mengakhiri hidup Caligula.

Salah satunya dipimpin oleh Emilius Regulus, yang tidak banyak diketahui orang. Annius Vinicianus memimpin kelompok lain dan tampaknya entah bagaimana terhubung dengan kudeta yang digagalkan pada tahun 39 M.

Cassius Chaerea, seorang anggota Praetorian Guard (pasukan yang paling dekat dengan kaisar), memimpin yang ketiga. Motif Chaerea tampaknya bersifat pribadi karena Caligula mempermalukannya di depan umum dengan lelucon praktis yang kejam. Chaerea ingin membalas dendam tetapi meminta dukungan kepada orang lain. Menyembunyikan kebencian pribadinya, dia mencoba meyakinkan mereka untuk bergabung dengannya dalam mencela Caligula sebagai penindas Roma dan kekaisaran.