Kutang Suroso, Kutang Khas Indonesia yang Tak Lekang Melintas Zaman

By Mahandis Yoanata Thamrin,Galih Pranata, Kamis, 3 Maret 2022 | 12:00 WIB
Denise Azam berperan sebagai perempuan Jawa bernama Gita dalam film De Oost. Dalam adegan ini, Denise mengenakan busana kutang dan kain, pemandangan umum tentang sosok perempuan Jawa pada awal abad ke-20. Kelak kutang semacam ini populer pada 1960-an dengan jenama 'Suroso'. (DE OOST)

   

Sejarah kutang modern

Dilansir dalam jurnal Advances in Human Factors and Ergonomics 2012, Felipe bersama dengan tim menyebut bahwa kutang menjadi mode pakaian baru bagi wanita sekaligus sebagai simbol kebebasan. Ia menulis dalam jurnal berjudul Breast Design: The role of ergonomic underwear during lifetime yang terbit pada tahun 2012.

Mary Phelps Jacob atau populer dengan Caresse Crosby adalah orang pertama yang memegang hak paten tentang kutang di tahun 1913. Meskipun bukan yang pertama, namun namanya sohor sebagai pencipta kutang karena patennya tersebut.

Kutang hadir menggantikan korset yang membatasi ruang gerak pemakainya, sedang kutang semakin digemari karena memberi kebebasan dalam bergerak. "Hal itu juga mempengaruhi wanita dalam kebebasan berpikir dan bersikap," tulisnya.

   

Kutang Indonesia

Perkembangan kutang terus berlanjut di Hindia Belanda. Kutang menjadi budaya kaum wanita bumiputra yang berlanjut sampai zaman baru kemerdekaan. Beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, mulai dikenal secara luas jenis kutang baru yang dikenal dengan kutang Suroso.

Kutang Suroso merupakan pakaian dalam wanita yang populer hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia. "Kutang Suroso merupakan bentuk pengembangan pertama dari kutang di Indonesia," imbuh Sulistiyoningrum.

Penamaan kutang Suroso diperkirakan berasal dari nama Bapak Suroso yang populer pada 1960, setelah berhasil memproduksi kutang yang digandrungi banyak wanita di pelosok Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kini, sentra pembuatan kutang Suroso di Juwirig, Klaten, Jawa Tengah.

Persebarannya terjadi di zaman Indonesia memasuki era revolusi, mengiringi tumbuhnya industri kutang Suroso di Pulau Jawa kala itu.

"Bentuk dasar kutang merupakan bentuk pakaian yang tertua, bahkan sebelum orang mengenal adanya kain lembaran yang berupa tenun, orang sudah mengenal bentuk pakaian ini," jelasnya.