Tak Selalu Berulah, Tato Menjadi Tanda Hormat Yakuza kepada Budaya

By Ratu Haiu Dianee, Minggu, 6 Maret 2022 | 07:00 WIB
London, UK - September 29 2018: London tattoo convention 2018. The 14th international tattoo festival in Tobacco Dock venue. The Fuel Girls performers at the stage. (Mykola Romanovsky)

Orang-orang yang termasuk dalam kasta paling bawah biasanya mengembangkan seni tato mereka sendiri dengan proses tradisional irezumi yang hingga kini masih ada.

Seniman tato yang juga merupakan seniman woodblock atau pemahat seni cetakan kayu blok biasanya menggambar tato pada tubuh Yakuza.

Dahulu, tato juga digunakan pemerintah sebagai hukuman bagi para pelaku kejahatan. Para pelaku kejahatan akan ditandai pada dahi atau daerah yang terlihat oleh masyarakat untuk mengucilkan para pelaku tersebut.

Hukuman tato tersebut kini sudah tidak berlaku, bahkan beberapa tempat umum seperti pemandian air panas memberikan larangan orang bertato untuk berkunjung.

Karena saat itu tato digunakan pemerintah sebagai tanda pelaku kejahatan, Yakuza memberontak dan melawan masyarakat dengan tubuh penuh tato.

"Tato Samurai pada Yakuza menunjukkan individu Yakuza yang tidak akan pernah membiarkan ketakutan menguasai dirinya," tulis Alyssa Renee Hardy pada laman Tatt Mag.

Mereka akan terus berjuang untuk bertahan hidup di tengah-tengah masyarakat yang mengucilkannya. 

Baca Juga: Tato dan Nomor: Sistem Identifikasi Tahanan Nazi di Auschwitz 

Tato sebagai Budaya Yakuza

Dalam budaya tato Yakuza ini, tato merupakan identitas dari seseorang kepada dunia.

Karena dalam proses tato irezumi terbilang sangat menyakitkan, maka bagi Yakuza tato yang menyelimuti hampir seluruh tubuh adalah tanda kesetiaan mereka sebagai anggota Yakuza.

Personil Yakuza akan bangga jika saat proses menggambar tato pada tubuhnya disaksikan oleh banyak orang.