Film Titanic Versi Nazi Jerman: Berisi Propaganda Melawan Inggris

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 4 Maret 2022 | 15:00 WIB
Poster film Titanic (1943) yang berisi propaganda Nazi Jerman terhadap Inggris. Film ini disutradarai oleh Herbert Selpin yang memiliki cerita di balik layar yang tak kalah tragisnya. (IMDB)

Nationalgeographic.co.id—Sudah 110 tahun lamanya RMS Titanic tenggelam di Samudra Atlantik Utara. Pelayaran yang semestinya mengantarkan penumpang dari Inggris menuju AS. 

Kejadiannya pun diangkat menjadi film tragedi romantis tahun 1997 yang disutradarai James Cameron dan dibintangi Leonardo DiCaprio. Film ini meraih penghargaan Oscar dan masih membekas pada yang pernah menontonnya dengan lantunan lagu My Heart Will Go On oleh Celine Dion.

Namun, produksi itu sebenarnya adalah salah satu dari 17 film yang mengisahkan kapal mewah itu selama 1912 hingga 2018. Tetapi tahukah Anda bahwa salah satu filmnya pernah diproduksi pada Perang Dunia II dengan format hitam-putih oleh Nazi Jerman sebagai propaganda melawan Inggris?

Semua itu berawal dari Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels yang paham betul akan potensi cerita Titanic, setelah lima film tayang di masa sebelumnya. Ketika hendak dibuat, film ini rencananya bukan tentang drama cinta seperti yang dibuat Cameron lewat Jack dan Rose, tetapi menggambarkan penyebab bencana itu secara realistis.

Film buatan Nazi itu menggambarkan bagaimana kapal Titanic bertabrakan dengan gunung es, seperti kenyataannya. Tetapi, skenarionya ini menempatkan Inggris berada dalam posisi yang buruk dengan mengaitkan bencana dengan keserakahan kelas atas Inggris yang kejam.

Pengamat film University of Vienna, Hemma Prainsack dalam tesisnya berjudul So sank die Titanic. Antibritische Propaganda im nationalsozialistischen Spielfilm (2013) menulis, film ini pertama kali direncanakan untuk dibuat pada 1940 dan syutingnya dimulai tahun 1942. 

Lamanya rentang waktu untuk produksi disebabkan butuh waktu agar naskah disetujui oleh Goebbels di kementerian. Prainsack lewat Zukunft menjelaskan, inspirasi ceritanya diambil dari karya Josef Pelz von Felinau tahun 1936 berjudul Tragödie eines Ozeanriesen.

Draf awal naskahnya kemudian ditulis oleh Harald Bratt yang pernah ikut film propaganda lain seperti Ohm Krüger (1941) yang menceritakan Perang Boer Kedia (1899-1902). Film sebelumnya itu juga menggambarkan Inggris sebagai negara penindas.

Salah satu adegan film Titanic (1943) yang menampilkan kritik terhadap kapitalis dan aristokrat Inggris dalam propaganda Nazi Jerman. (Tobis Film)

Pengamat film Jerman, Tim Bergfelder menulis buku The Titanic in Myth and Memory dengan dosen senior perfilman Sarah Street. Mereka memaparkan bahwa naskah terakhir untuk Titanic ini dibuat oleh Walter Zerlett-Olfensius, seorang veteran Perang Dunia I, bersama Hebert Selpin yang berikutnya menjadi sutradara.

Sementara Malte Fiebing, pengamat Titanic, dalam buku Titanic (1943), Nazi Germany’s version of the disaster menulis, film ini diproduksi oleh Tobis Film (Tobis Filmkunst). Salah satu lokasi syutingnya di sekitar Johannisthal, Berlin. Di sinilah beberapa interior seperti ballroom besar untuk penumpang kelas satu diperlihatkan.

Selpin bersikeras agar gambar melihatkan suasana asli Titanic dengan kapal sungguhan. Maka, kapal SS Cap Arcona dipakai untuk pengambilan gambar. Walau cerobong asapnya hanya tiga , bukan empat sebagaimana mestinya Titanic, dan ukurannya lebih kecil, teknik pengambilan gambar membuat penonton tidak menyadarinya.