Nationalgeographic.co.id—Kaisar Romawi Lucius Aurelius Commodus adalah seorang penguasa korup yang tidak diterima dengan baik oleh rakyat Romawi pada masa pemerintahannya. Dia juga percaya dirinya sebagai reinkarnasi dari Hercules dan menikmati pertempuran di arena sebagai gladiator.
Hobinya yang keterlaluan, seperti membunuh orang-orang cacat atau orang-orang dengan disabilitas dan membantai binatang buas di arena, membawa banyak perhatian negatif. Pemerintahan Kaisar Commodus yang penuh gejolak adalah titik awal untuk periode sejarah Romawi yang dipandang penuh dengan kekacauan dan kemunduran.
Dikutip dari Ancient Origins, Commodus lahir pada 31 Agustus 161 Masehi di Lanuvium, 22,5 kilometer tenggara Roma. Ayahnya adalah Kaisar Romawi Marcus Aurelius, dan ibunya adalah Faustina Muda. Faustina adalah putri Kaisar Romawi Antoninus Pius dan sepupu pertama Aurelius.
Commodus adalah anak kesepuluh dari empat belas bersaudara yang lahir dari Aurelius dan pada akhirnya merupakan satu-satunya anak laki-laki yang masih hidup. Saudara kembarnya, Titus Aurelius Fulvus Antonius, meninggal pada usia empat tahun.
Dokter Aurelius, Galen, ditugaskan merawat Commodus untuk memastikan bahwa dia tetap sehat dan bugar. Setiap sakit, dia dirawat untuk memastikan dia tetap kuat dan sehat.
Dari semua segi, Commodus dipersiapkan untuk berhasil di atas takhta. Selain perhatian dan perawatan medis Galen, Commodus juga berpendidikan tinggi, dengan sedikit fokus pada pelatihan militer. Menurut Aurelius, Commodus menerima pelatihan pendidikannya dengan "banyak master yang baik."
Baca Juga: Elagabalus: Kaisar Romawi yang Dibenci, Mati Dibunuh dan Dimutilasi
Aurelius mendorong Commodus untuk menjadi pemimpin sejak usia sangat muda. Sangat menarik bahwa Aurelius sangat mendambakan suksesi oleh salah satu putranya karena tidak ada seorang kaisar yang digantikan oleh putranya sendiri sejak Titus menggantikan Vespasianus pada tahun 79 Masehi. Tampaknya Aurelius sangat ingin memiliki seorang putra dari garis keturunannya sendiri yang menggantikannya.
Pada tahun 166, pada usia lima tahun, Commodus diangkat menjadi Caesar, bersama dengan adiknya Marcus Annius Verus. Tiga tahun kemudian Verus meninggal, meninggalkan Commodus sebagai satu-satunya putra yang masih hidup. Menganugerahkan gelar kekaisaran Caesar kepada Commodus di usia yang begitu muda semakin menunjukkan keputusasaan Aurelius agar Commodus dilihat dan diperlakukan sebagai bangsawan.
Seiring berjalannya waktu, diyakini bahwa Commodus sebenarnya mengecewakan ayahnya karena kurangnya etos kerja dan ketidaktertarikannya pada kehidupan pemerintahan. Bagi sebagian orang, ini adalah tanda bahwa Commodus sebenarnya bukan anak kandung Aurelius, dan bahwa ibunya mengandung dia akibat berselingkuh. Desas-desus ini semakin didorong oleh kecintaan Commodus untuk terlibat dalam pertempuran gladiator sebagai orang dewasa, yang menyebabkan spekulasi bahwa ayahnya memang seorang gladiator yang berselingkuh dengan Faustina.
Meski kecewa, Aurelius terus mempromosikan Commodus melalui jajarannya. Selama masa remajanya, Commodus sebaai seorang pemuda dengan rambut pirang keriting bergabung dengan Aurelius dalam kampanye militer. Pada tanggal 27 November 176, Aurelius mempromosikan Commodus yang berusia 15 tahun ke pangkat Imperator, yang menurut beberapa orang adalah peran yang mirip dengan komandan.
Baca Juga: Caracalla Adalah Kaisar Romawi yang Diduga Psikopat dan Haus Darah