Mitologi Romulus dan Remus, Tokoh yang Membangun Peradaban Romawi Kuno

By Galih Pranata, Sabtu, 5 Maret 2022 | 13:00 WIB
Luperci dilambangkan sebagai Romulus dan Remus. Mereka berlari sambil mencambuki para wanita yang berada di dekatnya sebagai lambang kesuburan. (Andrea Camassei/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Romawi, Romulus dan saudara kembarnya Remus adalah pendiri kota Roma, yang keduanya merupakan keturunan langsung dari Aeneas, tokoh pahlawan dalam perang Troya.

Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa ibu mereka bernama Rhea Silvia. Aeneas bukanlah satu-satunya yang diduga sebagai ayah dari Romulus dan Remus. Nama-nama seperti Mars atau Hercules juga tercatat dalam sumber mitologi lain.

Livius atau yang lebih dikenal Livy adalah sejarawan besar yang sohor karena kontribusinya dalam menulis sejarah Romawi.

"Livy mengeklaim dalam tulisannya, bahwa Rhea Silvia sebenarnya diperkosa oleh pria tak dikenal, tetapi menyalahkan kehamilannya pada konsepsi ilahi," tulis Garcia kepada World History.

Brittany Garcia menuliskan kisah perjalanan mitologi Romulus dan Remus dalam artikelnya yang berjudul "Romulus and Remus". Artikelnya dipublikasikan pada 18 April 2018.

Rhea Silvia yang sebelumnya telah dinobatkan sebagai Vestal Virgin, seharusnya tidak diperbolehkan hamil. 

Baca Juga: Arkeolog Temukan Batu Batas Suci Kota Roma Kuno Berusia 2.000 Tahun

"Vestal Virgin adalah pendeta wanita Vesta, dewi pelindung perapian yang ditugasi menjaga api suci yang tidak akan pernah padam dan mengambil sumpah kesucian," imbuhnya.

Akibat kehamilannya tersebut, ia harus bersiap untuk dihukum mati. Benar saja, selepas melahirkan kedua anaknya, Rhea Silvia selayaknya mendapatkan hukuman mati karena telah mengkhianati sumpahnya.

Namun, karena takut akan kemurkaan sang Dewa karena membunuh Rhea, Raja Amulius yang saat itu memerintah kerajaan Alba Longa, memutuskan untuk memenjarakannya saja. Sebaliknya, kedua anak kembarnya harus dihukum mati dengan cara dikubur hidup-hidup.

"Hanya saja, dalam mitos bangsa Roma, pelayan yang diperintah membunuh dua anak kembar itu, memilih untuk menyelamatkannya," sambung Garcia.

Pelayan yang seharusnya menjadi algojo untuk membunuh kedua anak kembar itu, memutuskan untuk memasukkan keduanya ke dalam keranjang dan menghanyutkan mereka melalui Sungai Tiber.