Nationalgeographic.co.id—Alba Longa digambarkan oleh Livy, sejarawan kuno sebagai legenda Italia Kuno yang berlokasi di kawasan Italia, dikelilingi dengan pemandangan eksotis yang menakjubkan perbukitan Alban.
Meskipun tidak diketahui persis lokasinya karena telah dihancurkan pada awal sejarah Romawi, dipercaya situs Alba Longa berada di kaki gunung Alban sekitar 12 mil dari Roma. Penduduknya sering disebut dengan orang-orang Latin, dari kata Latium atau Latinus.
"Cukup rumit menggambarkan Alba Longa, mengingat eksistensinya jauh sebelum berdirinya Romawi, hanya saja Livy (Titus Livius) cukup banyak menuliskannya," tulis NS Gil kepada Tought Co., dalam artikelnya yang berjudul "What Is the Location and Legend of Alba Longa?", dipublikasi pada 17 Januari 2020.
Livy menggambarkan Lavinia sebagai seorang ratu dari kerajaan Lavinium. Ia merupakan sosok wanita tangguh yang menjadi wali dari seorang anak bernama Ascanius.
30 tahun berselang pasca Lavinium berdiri, Ascanius mendirikan Alba Longa, kerajaan yang berawal dari koloni di Perbukitan Alban, yang awalnya tersebar di sepanjang punggung bukit, kemudian dikenal sebagai kerajaan Alba Longa.
Wilayah itu dinamai Alba Longa, karena juga disebut dengan ager Albanus—wilayah penghasil anggur premium. Setelah mangkatnya Ascanius, ia digantikan oleh putrinya, Silvius, memulai era baru, Dinasti Silvia.
"Penggunaan nama Silvius menjadi nama yang turun-temurun yang menjadi cikal-bakal gentilicium (sistem penamaan Romawi) yang kemudian berkembang di seluruh Italia dan Eropa," lanjutnya.
Setelah Silvius, berangsur-angsur keturunannya menjadi raja di Alba Longa. Kerajaan ini secara turun-temurun terjerat konflik keluarga. Amulius, telah mengusir kakaknya, Numitor, demi mendapat kekuasaan dan hasrat politiknya.
"Seluruh keluarga kerajaan terusir hingga dibunuh oleh Amulius yang akhirnya berkuasa di Alba Longa, kecuali satu-satunya keponakan yang ia biarkan hidup," terusnya.
Ia menyisakan keponakan perempuannya yang bernama Rhea Silvius untuk dijadikan sebagai perawan Vesta, seorang pendeta atau kaki tangan dewa yang bertugas menjaga api suci agar tetap menyala.
Baca Juga: Memetakan Jalan Romawi yang Menjadi Pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma'
Baca Juga: Sejarah Acungkan Jari Tengah, Di Romawi Kuno Jadi Lambang Seks