Kisah Charles Ponzi, si Pelopor Investasi Bodong Seabad yang Lalu

By Sysilia Tanhati, Selasa, 8 Maret 2022 | 07:00 WIB
Karena kepiawaiannya dalam menipu, Charles Ponzi dikenal sebagai pelopor investasi bodong. (Boston Library /Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Berita tentang investasi bodong kerap kita temukan di media massa. Masyarakat begitu mudah tergiur akan investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat.

Namun ternyata kejadian ini tidak terjadi di Indonesia saja. Investasi bodong juga terjadi seabad yang lalu di Amerika Serikat. Karena kepiawaiannya dalam menipu, Charles Ponzi dikenal sebagai pelopor investasi bodong.

Dalam satu abad sejak penangkapannya pada 12 Agustus 1920, nama Charles Ponzi telah dikaitkan dengan penipuan yang berujung pada penghukuman dan pemenjaraan. Pada intinya, skema Ponzi melibatkan investasi palsu di mana investor awal dibayar dengan investasi investor kemudian membuat perusahaan tampak sah. Tapi Ponzi bukanlah yang pertama atau yang terakhir, sejauh ini, yang melakukan penipuan semacam ini.

Skema Ponzi sering tampak rumit di permukaan dan penipuan Charles Ponzi tidak berbeda. Ponzi mengatakan kepada investor bahwa dia dapat memanfaatkan fluktuasi nilai mata uang untuk membeli kupon balasan pos internasional. Ini adalah voucher perangko yang dapat disertakan oleh pengirim surat dari satu negara untuk memfasilitasi balasan dari penerima di negara lain.

Ponzi mengeklaim bahwa dia bisa membeli kupon di luar negeri dengan diskon. Lalu kemudian menjualnya dengan nilai nominal di Amerika Serikat dengan keuntungan yang luar biasa. Ponzi, seperti penipu kemudian Bernie Madoff, menolak untuk memberikan rincian tentang bagaimana tepatnya dia mengoperasikan strategi investasinya. “Saya tidak mau memberi tahu informasi penting ini kepada pesaing kami,” ungkap Ponzi.

Ponzi menjanjikan keuntungan 50% kepada investor dalam waktu 45 hari dan keuntungan 100% dalam waktu 90 hari. Ponzi juga berpenampilan meyakinkan, sehingga calon investor percaya kalau ia akan menepati janjinya.

Meski kesuksesannya tampak fenomenal, banyak investor mulai menarik uangnya. Namun, perhitungan matematika rupanya berhasil. Di balik layar, Ponzi hanya mampu membayar investornya menggunakan uang dari investor baru, bukan keuntungan.

  

Baca Juga: Perubahan Iklim dan Panas Ekstrem Memicu Kenaikan Kasus Kejahatan

Baca Juga: Siapa Pelindung Data Pribadi Kita Jika Terjadi Kejahatan Peretasan?

Baca Juga: 1.600 Tamu Menjadi Korban Rekaman Kamera Tersembunyi di 30 Penginapan