Nationalgeographic.co.id—Topeng Raja Tutankhamun ditemukan ketika Howard Carter membuka peti mati firaun Mesir pada tahun 1925. Sebagian orang percaya bahwa makam kuno itu melepaskan kutukan bagi orang yang mengusiknya.
Ketika para arkeolog Inggris membuka peti mati emas Tutankhamun tahun 1925, mereka terpukau akan topeng kematian raja muda tersebut. Sejak saat itu, topeng Tutankhamun memukau dunia hingga kini.
Dengan posturnya yang angkuh, tatapan yang tenang, dan permukaan berkilauan, topeng itu menyajikan informasi tentang kehidupan di Mesir kuno. Ini berbicara tentang tradisi, kepercayaan, dan kemampuan artistik budaya yang hilang.
Jadi, siapakah raja muda yang diabadikan dalam topeng emas itu? Bagaimana para arkeolog menemukan makamnya? Dan mengapa beberapa orang berpikir bahwa topeng itu dimaksudkan untuk orang lain?
Penemuan topeng Tutankhamun
Pada tahun 1922, Howard Carter menjadi tidak sabar. Delapan tahun menjelajahi Lembah Para Raja Mesir, Arkeolog Inggris itu tidak menemukan sesuatu yang berarti.
Pada November 1922, usahanya membuahkan hasil ketika ia menemukan satu set tangga tersembunyi. Bersama rekannya, Earl of Carnavon, ia bersiap untuk membobol makam Raja Tutankhamun yang terkubur di bawah tanah.
“Di sana di hadapan kita terbentang pintu tertutup. Dengan pembukaannya, kita berdiri di hadapan seorang raja yang telah memerintah 3.000 tahun yang lalu,” tulis Carter kemudian.
Dengan Carter yang memimpin, kedua pria itu melangkah melintasi ambang pintu dan memasuki udara yang gelap dan pengap.
Detail ruangan di dalam muncul perlahan dari kabut, binatang aneh, patung, dan emas, ungkap Carter.
Namun, dari semua "hal indah" yang mereka temukan, satu yang paling menonjol — peti mati emas. Tiga tahun kemudian, setelah mendokumentasikan ribuan objek kuburan, Carter bersiap untuk membukanya. Ini merupakan kali pertama peti itu dibuka dalam 3.000 tahun terakhir.
Setelah perti dibuka, mereka menemukan topeng Raja Tutankhamun.