Misteri Topeng Kematian Raja Tutankhamun, Benarkah Membawa Kutukan?

By Sysilia Tanhati, Senin, 7 Maret 2022 | 15:00 WIB
Menurut sebagian ahli Mesir Kuno, topeng ini awalnya dibuat untuk Nefertiti. Namun ada juga yang menyanggahnya. (Tarekheikal/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Topeng Raja Tutankhamun ditemukan ketika Howard Carter membuka peti mati firaun Mesir pada tahun 1925. Sebagian orang percaya bahwa makam kuno itu melepaskan kutukan bagi orang yang mengusiknya.

Ketika para arkeolog Inggris membuka peti mati emas Tutankhamun tahun 1925, mereka terpukau akan topeng kematian raja muda tersebut. Sejak saat itu, topeng Tutankhamun memukau dunia hingga kini.

Dengan posturnya yang angkuh, tatapan yang tenang, dan permukaan berkilauan, topeng itu menyajikan informasi tentang kehidupan di Mesir kuno. Ini berbicara tentang tradisi, kepercayaan, dan kemampuan artistik budaya yang hilang.

Jadi, siapakah raja muda yang diabadikan dalam topeng emas itu? Bagaimana para arkeolog menemukan makamnya? Dan mengapa beberapa orang berpikir bahwa topeng itu dimaksudkan untuk orang lain?

Penemuan topeng Tutankhamun

Pada tahun 1922, Howard Carter menjadi tidak sabar. Delapan tahun menjelajahi Lembah Para Raja Mesir, Arkeolog Inggris itu tidak menemukan sesuatu yang berarti.

Pada November 1922, usahanya membuahkan hasil ketika ia menemukan satu set tangga tersembunyi. Bersama rekannya, Earl of Carnavon, ia bersiap untuk membobol makam Raja Tutankhamun yang terkubur di bawah tanah.

“Di sana di hadapan kita terbentang pintu tertutup. Dengan pembukaannya, kita berdiri di hadapan seorang raja yang telah memerintah 3.000 tahun yang lalu,” tulis Carter kemudian.

Dengan Carter yang memimpin, kedua pria itu melangkah melintasi ambang pintu dan memasuki udara yang gelap dan pengap.

Detail ruangan di dalam muncul perlahan dari kabut, binatang aneh, patung, dan emas, ungkap Carter.

Namun, dari semua "hal indah" yang mereka temukan, satu yang paling menonjol — peti mati emas. Tiga tahun kemudian, setelah mendokumentasikan ribuan objek kuburan, Carter bersiap untuk membukanya. Ini merupakan kali pertama peti itu dibuka dalam 3.000 tahun terakhir.

Setelah perti dibuka, mereka menemukan topeng Raja Tutankhamun.

Mumi raja muda yang terbungkus sangat rapi, dengan topeng emas ekspresi sedih tapi tenang. Topeng itu mengandung atribut Tuhan, tetapi kemiripannya adalah Tut.Ankh.Amen — tenang dan indah. Dengan fitur yang sama seperti yang kita temukan di atas patung dan peti matinya.”

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa topeng tersebut terbuat dari dua jenis emas, dengan mata obsidian dan kuarsa. Sedangkan alis dan kelopak mata dihiasi dengan lapis lazuli. Hiasan kepalanya menampilkan ular kobra dan burung nasar. Keduanya melambangkan kendali raja muda atas Mesir Hulu dan Hilir.

Siapa raja bertopeng emas itu?

Selain membuat Carter terkenal, penemuan topeng ini juga membuat Raja Tutankhamun menjadi terkenal. Bahkan lebih terkenal daripada yang pernah dia alami semasa hidupnya. Jadi siapa raja muda bertopeng emas itu?

Lahir pada tahun 1341 SM, Tutankhamun memiliki pemerintahan yang singkat dan biasa-biasa saja. Setelah naik takhta pada usia sembilan tahun setelah kematian ayahnya, ia tampaknya sebagian besar mengikuti nasihat seorang penasihat bernama Ay.

Sang ayah memerintahkan orang Mesir untuk beralih ke agama monoteistik dan hanya menyembah dewa matahari Aten. Namun Tutankhamun membalikkan mandat ayahnya. Di bawah pemerintahannya, orang Mesir kembali menyembah banyak dewa.

Tidak banyak hal penting dicapai selama masa pemerintahannya. Dia menikahi saudara tirinya, Ankhesenamun, tetapi tidak menghasilkan ahli waris — kedua putri mereka lahir mati. Dan pada 1324 SM, pemerintahannya tiba-tiba berakhir ketika raja muda itu meninggal pada usia 19 tahun.

Sampai saat ini, tidak ada yang yakin bagaimana Tutankhamun meninggal. Pemeriksaan CT menunjukkan bahwa ia menderita malaria, patah kaki bagian bawah. Sebagian lagi sebagai akibat dari inses, memiliki kelainan bentuk bawaan. Tetapi apakah raja ini meninggal secara alami, dalam kecelakaan, atau karena pembunuhan tidak diketahui.

Apa yang diketahui adalah bahwa firaun muda itu dihormati dalam kematian. Setelah dimumikan dan ditempatkan di peti mati emas, topeng Raja Tutankhamun diletakkan di wajahnya. Kemudian, dia dikurung di sebuah makam dengan ribuan harta, tongkatnya, dan jenazah kedua putrinya.

Warisan topeng Raja Tutankhamun

Sejak Carter membuka makam Tutankhamun, raja muda itu berkeliling dunia lebih dari yang pernah dia lakukan dalam hidupnya. Raja Tutankhamun dan topengnya dipamerkan di Prancis, Inggris, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat.

Tapi perjalanan keliling dunia Raja Tutankhamun bukannya tanpa skandal. Pertama-tama, mumi raja muda telah lama dirundung tuduhan sebagai penyebar kutukan. Meski Carter berhasil lolos, Carnarvon meninggal segera setelah makam raja muda itu dibuka. Dia meninggal karena keracunan darah setelah disengat nyamuk.

   

Baca Juga: Belati Tutankhamun Berbahan Logam Meteorit dan Ditempa di Luar Mesir

Baca Juga: Tragedi Kematian Bayi Kembar Tutankhamun, Awal Kejatuhan sang Firaun

Baca Juga: Debu dan Bintik Cokelat di Makam, Apakah Ini Kutukan Baru Tutankhamun?

  

Rekan Carnarvon yang memasuki makam juga mengalami nasib yang aneh. Seorang pria berusia 35 tahun meninggal karena gagal napas. Seorang lagi tewas dalam kebakaran. Dan seorang pria bahkan gantung diri karena dia takut kutukan itu akan menimpanya selanjutnya.

Selain kutukan, beberapa orang bertanya-tanya apakah topeng itu milik benar-benar milik Raja Tutankhamun? Ahli Mesir Kuno Inggris tertentu menyatakan bahwa topeng itu awalnya dibuat untuk Nefertiti, istri ayah Tutankhamun. Kesimpulan ini dibuat karena topeng Raja Tutankhamun tampak mengenakan anting-anting.

Namun, sebagian besar ahli Mesir Kuno telah membantah teori ini. Anting-anting tidak terbatas pada wanita atau anak-anak di zaman itu. Dan ada bukti bahwa topeng Raja Tutankhamun dibuat khusus untuknya.

“Topeng emas tersebut memiliki tulisan hieroglif yang terukir di punggungnya. Ini merupakan tulisan magis seperti mantra. Tujuannya untuk membantu orang yang meninggal dalam perjalanan ke dunia lain,” jelas Bassam al-Shamaa, seorang pemandu wisata. dan penulis Egyptology.

Tulisan menyebutkan beberapa nama yang biasanya digunakan untuk merujuk Raja Tutankhamun seperti, 'Ra dan Nebra' di antara nama-nama lain.

Hari ini, kehidupan dan kematian Tutankhamun terus memesona. Tiga ribu tahun setelah kematiannya dan hampir seratus tahun setelah peti matinya dibuka, pengunjung museum tetap ingin melihat artefak dari makamnya.

Tetapi dari ribuan harta yang digali dari tempat peristirahatan terakhirnya, topeng Raja Tutankhamun tetap yang paling menawan. Indah dan menonjol, matanya yang gelap menatap tanpa terlihat ke dunia modern kita.