Hukuman Mati Bagi Warga yang Menghindari Sensus Penduduk di Romawi

By Galih Pranata, Selasa, 15 Maret 2022 | 14:00 WIB
Hemlock digunakan untuk para terpidana. Kasus yang paling terkenal adalah hukuman mati Socrates. Servius Tullius, memutuskan bahwa siapa pun yang tidak berpartisipasi dalam sensus akan dijual sebagai budak atau yang lebih buruk, hukuman mati! (Jacques-Louis David/Met Museum)

Baca Juga: Kisah Augustus, Kaisar Romawi yang Merupakan Anak Angkat Julius Caesar

Baca Juga: Mengenal Ragam Toga dan Stola, Pakaian Khas Orang Romawi Kuno

  

Mereka berkesimpulan bahwa hukuman yang keras mungkin mencerminkan konsepsi kekejaman di masa awal Roma, daripada realitas sejarah mana pun. Itu juga berfungsi untuk memberi efek jera bagi penduduk yang menghindari dari sensus.

Pengacara dan politisi terkenal sekaliber Cicero, menyatakan dalam tulisannya bahwa satu orang, Publius Annius Asellus, memutuskan untuk tidak hadir dalam sensus untuk menghindari hukum waris. Namun, Cicero tidak dapat menyimpulkan akan hukuman apa yang dijatuhkan kepada Publius.

"Pemerintah Romawi memiliki masalah yang lebih besar karena mereka jarang dapat melakukan sensus secara efektif pada abad pertama SM," ungkap Malik dan Davenport.

Selain itu, jika seseorang berperang di luar negeri, tinggal di luar Italia, atau tidak dapat bepergian karena kemiskinan yang parah, orang Romawi yang bertanggung jawab bisa sangat lunak menerima akan hal itu.

Hukuman perbudakan sensus, kekuasaan ayah, dan hukuman penjara mencerminkan konsepsi Romawi sendiri tentang nenek moyang mereka dan gagasan bahwa pihak berwenang harus menjatuhkan hukuman keras untuk mencegah pelanggar.

Seperti yang ditunjukkan oleh kasus pembunuhan massal, versi yang kita kenal sekarang sering kali merupakan kumpulan sumber dari periode yang berbeda yang dikumpulkan untuk menciptakan satu hukuman khusus yang tampaknya benar-benar terjadi dan khas bagi Romawi.