Nationalgeographic.co.id—Bagaimana jadinya jika kekaisaran sebesar Romawi yang dikenal memiliki armada perang terkuat, ternyata memiliki segelintir tentara pengecut atau penakut?
Decimation atau decimatio adalah salah satu hukuman paling terkenal dan keras yang digunakan terhadap sekelompok tentara pengecut atau pemberontak di antara tentara Romawi.
"Unit yang dihukum untuk dihukum dan dihancurkan (misalnya satu kohor) dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari sepuluh tentara," tulis Imperium Romanum dalam artikelnya pada laman resminya.
Imperium Romanum menerbitkan artikel berjudul Decimation – severe punishment in Roman army, dipublikasikan pada 28 April 2020.
"Mereka yang pengecut atau juga yang memberontak, akan dibunuh oleh sembilan temannya dengan dirajam atau dipukul dengan tongkat hingga mati (disebut fustuarium)," imbuhnya.
Tidak hanya seorang legiuner berpangkat tinggi saja yang akan memukuli tentaranya yang pengecut, tapi juga dilakukan sebuah undian, sehingga perwira sekalipun dapat turut sebagai algojo.
Hukuman decimatio ditujukan sebagai perampingan pasukan Romawi akibat desersi selama pertempuran dengan Volsci.
Titus Livy menyebutkan hal ini dalam karyanya Ab urbe condita (II.59), yang mengungkap bahwa decimatio mulai diberlakukan pada tahun 471 SM setelah pertempuran dengan Volsci.
"Hanya tentara terkuat dan pemberanilah yang akan terus jadi bagian dalam peperangan Romawi," tambahnya.
Baca Juga: Hujan Menjadi Salah Satu Alasan Mengapa Pemimpin Romawi Dibunuh
Baca Juga: Jatuhnya Kekaisaran Romawi, Kenapa Lebih Cepat daripada Bizantium?