Setelah Kalah Melawan Lapu-lapu, ke Mana Ekspedisi Magellan Pergi?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 23 Maret 2022 | 12:00 WIB
Magellan tewas di Filipina setelah mengitari setengah dunia. Perjalanannya dilanjutkan oleh Juan Sebastian Elcano untuk mendapatkan rempah-rempah di Maluku. ()

“Aborlan adalah tujuan pertama, [mereka] menurunkan jangkar, kapal itu berhenti di daerah Aborlan Dalam yang merupakan upaya pertama mereka untuk berlabuh, dan mendarat di daerah Aborlan Lama,” jelas Doblado, dikutip dari Esquire Philippine

“[Ketika] Mereka mendekati pantai seketika sekelompok penduduk asli menyerang mereka dengan tombak.” Alasan mengapa masyarakat Tagbanua mengusir rombongan Elcano, Doblado berteori bahwa mereka mencurigai mereka sebagai bajak laut penangkap budak.

  

Baca Juga: Kisah Tragis Tenggelamnya Kapal Batavia: Gerbang Kastel nan Tak Sampai

Baca Juga: Apa yang Dikatakan Arkeologi Soal Bajak Laut dan Temuan di Kedalaman

Baca Juga: Merapah Rempah: Benarkah Lapu-Lapu Membunuh Magellan? Simak Kisahnya 

Baca Juga: Gagal Lintasi Antarktika, Kisah Penyelamatan Shackleton Terus Diingat

Gagal mendapatkan makanan, mereka digagalkan lagi oleh angin musim yang keras ketika mencoba ke utara Palawan. Persediaan makanan semakin menipis sehingga mengarahkan pelayarannya ke selatan.

“Yang paling dekat agar mereka bisa berlindung adalah Bahia de las Islas atau Bay of Islands. Teluk dengan pulau-pulau, empat atau lima sebelum Pulot. Di sini mereka mencoba pendaratan pertama,” Doblado menambahkan. Pulot adalah kawasan pesisir selatan lebih jauh dari Aborlan di Pulau Palawan.

Di sana, menurut catatan Antonio Pigafetta yang dikutip Doblado, Elcano mengutus awak untuk mencari sumber makanan di daerah itu. Ternyata, utusan itu disambut baik dengan hiburan dan makanan oleh penduduk desa “yang dipimpin oleh seorang Datu Kalimantan,” terang Doblado. Di sana mereka mendapatkan pasokan makanan dengan perdagangan barter berupa beras tumbuk.

Setelah itu pelayaran dari pelabuhan ke pelabuhan dilakukan menuju Brooke’s Point yang masih tidak jauh dari Pulot. Lalu melanjutkan perjalanannya ke Kalimantan sebagaimana umumnya diketahui tentang perjalanan kapal Magellan.

“Dari Kalimantan, mereka beranjak ke Bibalon. Bibalon adalah nama lama untuk Balabac,” terang Doblado. “Dari kepulauan antara Bibalon dan Simbonbon, Bibalon mungkin adalah pulau besar Balabac yang dikenal hari ini dan Simbonobon yang delapan derajat utara dan tujuh menit (hitungan astronomi) di GPS, itu adalah Pulau Bugsok.” 

Tetapi jika ditelusuri berdasarkan nama, Simbonbon bisa merujuk pada kepulauan di Sabah, Malaysia, yang letaknya tidak jauh di selatan Balabac.

Pendaratan di Balabac tercatat dalam catatan umum mengenai perjalanan kelompok ekspedisi Spanyol itu untuk memperbaiki kapal. Tetapi karena pasokan bahan yang diperlukan untuk memperbaiki kapal minim, Doblado mengutarakan, mereka berpindah ke ujung selatan Pulau Palawan, tepatnya di Bataraza.

Pendaratan di Bataraza adalah terakhir kalinya ekspedisi keliling dunia itu di Palawan. Mereka selanjutnya berlayar menuju Mindanao dan Maluku untuk mendapatkan rempah-rempah.