Benarkah Kaisar Romawi Nero yang Membakar Roma dan Melakukan Inses?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 30 Maret 2022 | 08:00 WIB
Desas-desus liar tentang Nero muncul karena orang tidak mendapatkan penjelasan soal kekacauan yang terjadi. (Carlos Delgado/Wikipedia)

 

Nationalgeographic.co.id—Nero menjadi Kaisar Romawi yang melambangkan dekadensi, kehancuran, pesta pora. Namun apakah beberapa kisah tentangnya benar-benar nyata atau rumor belaka?

Mencapai kekuasaan pada tahun 54 M pada usia 16 tahun, selama 14 tahun berikutnya Nero diduga membunuh dua istrinya, ibunya, dan bibinya. Tidak hanya itu, ia juga menikahi dua pria yang berbeda dan tidur dengan ibunya dan seorang perawan vestal.

Seolah-olah perang seks dan pembunuhan ini tidak cukup untuk membuat kaisar muda sibuk, dia dipercaya sebagai orang yang membakar Roma. Sang Kaisar asyik sendiri saat kota terbakar dan kemudian menyalahkan orang-orang Kristen.

Namun apakah semua catatan buruk tentang Nero itu benar? Catatan sejarah yang paling buruk adalah soal pembakaran Roma dan hubungan intim dengan ibunya, Agrippina yang Muda.

Kisah-kisah ini dapat ditemukan dalam sumber-sumber sejarah kuno tetapi tidak boleh dianggap remeh. “Terkadang, kisah ini bersumber dari rumor, bukan fakta,” ungkap Caillan Devenport dilansir dari laman The Conversation.

Apakah Nero melakukan inses dengan ibunya?

Nero tidak hanya mendapatkan reputasi yang tidak layak sebagai pembakar, tetapi juga sebagai penyimpang inses. Dugaan ini membuatnya mendapatkan tempat dalam daftar "hal-hal paling bejat secara seksual yang pernah dilakukan orang Romawi".

Catatan sejarah yang satu ini semata-mata berasal dari rumor, bukan dari fakta.

Orang-orang Romawi suka berspekulasi tentang kaisar dan kehidupan seks mereka. Saat itu Nero dan ibunya dibawa melalui Roma dengan tandu. Nero muncul dengan noda mencurigakan di pakaiannya.

Orang-orang mulai berbisik bahwa pasangan itu telah melakukan lebih dari sekadar meninjau undang-undang kekaisaran di balik tirai.

Bahkan yang lebih memalukan adalah kenyataan bahwa kaisar mengambil seorang gundik yang ternyata adalah sosok yang meludahi ibunya.

“Tentu, ini adalah sebuah situasi yang membuat lidah bergoyang-goyang di seluruh Roma,” tambah Devenport.