Mengapa Patung Pria Yunani Kuno Selalu Telanjang? Ini Alasannya!

By Sysilia Tanhati, Rabu, 30 Maret 2022 | 11:00 WIB
Seniman Yunani kuno berusaha membuat patung yang mirip dengan situasi sehari-hari. (Francisco Ghisletti/Unsplash)

Baca Juga: Spons, Apa yang Harus Kita Waspadai tentang Peranti Zaman Yunani Ini?

     

Hal ini menciptakan "naturalisme" di Renaisans Awal. Seniman menciptakan bentuk manusia menjadi lebih seperti kehidupan nyata, dalam posisi yang jauh lebih nyaman dan sehari-hari.

Upaya dan penelitian ilmiah yang diperlukan untuk memahat dan membuat patung yang akurat secara anatomis memberi seniman pengakuan dan status yang lebih tinggi. Ini bahkan setara dengan intelektual dan filsuf, karena karya mereka juga didasarkan pada penelitian dan representasi manusia yang akurat.

Lambang kerentanan manusia

Penelitian Hurwit, yang diterbitkan dalam American Journal of Archaeology, juga menemukan contoh pria telanjang yang kalah, sekarat, dan mati. Dalam kasus ini, ketelanjangan dipilih untuk mewakili kerentanan subjek.

Sementara itu, pekerja biasa juga ditampilkan tanpa busana. Ini menggambarkan keringat dan otot mereka untuk menunjukkan betapa kerasnya mereka bekerja. Dewa dan orang-orang dari kelas sosial yang lebih tinggi terkadang digambarkan dengan pakaian untuk menunjukkan tempat mereka di masyarakat.

Penelitian Hurwit tentang nuansa seni Yunani ini juga menawarkan sekilas tentang sumber budaya peradaban kita saat ini.

"Kita dapat mencoba memahami diri dan konsepsi kita tentang apa artinya menjadi pahlawan dan melampaui harapan normal," ungkapnya.

Menurutnya, semakin kita tahu tentang budaya lain, semakin dalam kita dapat memahami budaya dan diri sendiri.