Walau Ada Berbagai Sayuran dalam Burger, Mengapa Tidak Sehat?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 31 Maret 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi burger. Walau ada banyak sayuran di dalamnya, mengapa burger justru dibilang kurang sehat untuk dikonsumsi? (Piqsels)

Nationalgeographic.co.idMeski bukan makanan asli Nusantara, burger menjamur di Indonesia mulai di restoran besar hingga jajanan kaki lima yang mungkin ada di depan kantor tempat Anda bekerja.

Ada ragam bentuk burger, mulai dari isi daging, hanya sayuran yang biasa dikonsumsi vegetarian dan yang sedang menjalani diet, campuran keduanya, dan modifikasi isi. Burger yang mengandung sayur bahkan menjadi saran yang baik agar anak-anak bisa menyukai sayur, menurut artikel di MomLovesBest oleh dokter anak-anak Leah Alexander dari Medical Doctors Associates at Pediatricare Associates of New Jersey, AS.

Diketahui, burger disebut junk food atau makanan cepat saji yang secara harfiah berarti makanan sampah. Menurut Cambridge Dictionary, istilah junk food dijelaskan sebagai makanan yang tidak sehat untuk dikonsumsi, tetapi disajikan secara cepat dan mudah untuk dimakan.

Bahan yang paling berisiko: daging

Daging memang memiliki manfaat sebagai sumber protein dan meningkatkan imun. Namun, Arina Heidyana, seorang dokter konsultan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menyebut, tidak semua daging yang dipakai dalam burger sehat.

Mengutip dari KlikDokter, ia menyatakan daging cincang biasanya berasal dari berbagai bagian sapi yang tidak terpakai lalu diolah menjadi satu, seperti tulang rawan dan jaringan ikat sapi.

Daging campuran biasanya mengandung 3.000 sampai 4.000 miligram natrium. Jumlah ini yang melampaui rekomendasi batas maksimal yang ditentukan Food and Drug Administration (FDA) AS, yakni 1.500 sampai 2.300 miligram per hari. 

Belum lagi, beberapa perusahaan makanan umumnya menggunakan berbagai zat aditif seperti natrium fosfat dan nitrat untuk mengawetkan dan memberi tekstur pada daging. Hal itulah yang menyebabkan daging menjadi kurang sehat untuk dikonsumsi, jika dibandingkan khasiat yang terkandung dalam sayuran.

Andai diperbolehkan, Isabella Bartol (paling kanan) ingin makan burger setiap hari. Isabella, sembil (Editor)

Sementara Dennis Bruemmer, dokter jantung di Cleveland Clinic di Ohio, AS, menambahkan bahwa produk hewani bisa memiliki kadar garam yang tinggi, lemak dan kolesterol. Natrium dan kalori tinggi yang dihasilkan menghilangkan manfaat kesehatan dari sayuran pada burger.

“Daging sapi telah dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan yang berbeda,” kata Bruemmer di laman Cleveland Clinic. “Bukan hanya penyakit kardiovaskular tetapi bahkan kanker dan diabetes. Dan mengonsumsi daging merah secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.”

  

Baca Juga: Paus Balin Dapat Makan Setara Dengan 30.000 Burger dalam Satu Hari

Baca Juga: Unik, Burger Mini Warna Hitam dengan Isian Belut

Baca Juga: Ekstrak Daun Binahong Efektif Menurunkan Kadar Kolesterol Darah

  

Arina menyarankan, "Ganti daging sapi dengan daging ikan. Ini bisa membantu mengurangi kandungan lemak.”. Tetapi, bagi yang masih menginginkan daging sapi, ia menyarankan untuk memilih jenis organik dari peternak lokal yang bebas dari zat aditif dan hormon tambahan, atau setidaknya yang rendah lemak. Jika Anda mampu, sebaiknya menggantinya dengan jenis daging kaya sayuran.

Tak hanya daging, burger juga berbahan sayuran seperti selada, mentimun, bawang bombay, dan tomat, yang diketahui bergizi. Ternyata, keberadaannya masih belum tentu membuat burger masih sehat untuk dikonsumsi, meski daging sebagai bahan ditiadakan.

Tak semua burger sayuran cocok buat diet

Melansir Insider, pegiat nutrisi dan ahli diet Bonnie Taub-Dix mengatakan terkadang sayur atau vegetables sering disalahartikan sebagai makanan yang bisa dikonsumsi untuk diet, terutama tentang burger veggie dan burger vegetarian. Dia adalah penulis buku Read It Before You Eat It - Taking You from Label to Table dan menulis serba-serbi diet lewat blog.

"Tidak semua burger vegetarian sama. Beberapa dibuat dengan protein nabati (seperti protein kacang polong, tahu, kacang-kacangan) sementara yang lain dibuat dengan bahan pengisi [yang sebenarnya tidak begitu buruk] dan biji-bijian dan mungkin tidak mengandung banyak protein sama sekali," ujarnya. Walau burger vegetarian kerap disajikan menjadi alternatif daging, tetapi jumlah protein yang terkandung tidak sebanding.

Arina juga menambahkan, bahaya burger juga berasal dari rotinya yang tak selalu sehat. Banyak dari roti justru mengandung sekitar 20 bahan yang tidak biasa, seperti amonium klorida yang juga ada di bahan peledak, amonium sulfat yang biasa digukanan pada pupuk, dan bahkan ada yang ditemukan mengandung zat azodikarbonamida yang merupakan bahan pembuat alas yoga.

Dia menyarankan agar burger menggunakan bun roti sendiri yang resepnya mudah didapatkan, sehingga tidak mengandung bahan kimia yang tidak diperlukan. Selain itu, untuk pengganti pelengkap sajian burger seperti saus dan mayones, gunakan saus salsa atau saus mustard.