Nationalgeographic.co.id—Plato merupakan filsuf sohor sejak era klasik di Yunani. Baginya, logika telah jadi bagian penting dalam kehidupan, dan ia telah berhasil memengaruhi sejarah pemikiran di muka bumi.
Pada 399 SM, setelah Socrates dihukum mati, Plato meninggalkan Athena. Diyakini bahwa ia bepergian secara ekstensif selama periode ini dan kembali 12 tahun kemudian, yakni pada tahun 387 SM.
Sekembalinya ke Athena, ia diperkirakan oleh sejarawan telah membangun sebuah sekolah filsafat yang menjadi rumah bagi lahirnya ilmu pengetahuan di sana.
"Tidak ada catatan waktu spesifik bahwa sekolah Plato didirikan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu sekitar pertengahan 380-an SM," tulis Saugat Adikhari kepada Ancient History List.
Adikhari menulisnya dalam artikel yang berjudul Top 12 Contributions of Plato yang dipublikasikan pada 25 Juni 2019.
"Akademia atau Akademi didirikan di luar batas kota Athena tua dan menawarkan berbagai mata pelajaran yang diajarkan oleh para ahli di bidangnya," tambahnya.
Akademi dianggap sebagai perguruan tinggi utama di Eropa dan menarik para sarjana seperti Eudoxus dari Cnidus dan Theaetetus, keduanya ahli matematika, dan Aristoteles, sang filsuf.
Plato tahu bahwa pendirian seperti itu akan mendorong kemajuan sosial dan pemerintahan yang semakin stabil, dan dia memimpin Akademi sampai kematiannya pada 347 SM.
Plato memainkan peran penting dalam mendorong kaum intelektual Yunani untuk menganggap sains sebagai teori. Akademinya mengajarkan aritmatika sebagai bagian dari filsafat, seperti yang telah dilakukan Pythagoras.
Beberapa filsafat yang diajarkan dari Akademia adalah salah satu pemikiran itentik dari Socrates yang merupakan pendiri Filsafat Barat.
Semasa hidupnya, Socrates tidak pernah menuliskan pemikiran-pemikirannya yang cemerlang kecuali dicatat dengan rapi oleh para muridnya: Xenophon dan Plato.
Dialog Socrates yang paling terkenal adalah Apology di mana karakter Socrates membela ide-idenya melawan tuduhan pengadilan Athena. Dialognya dicatat dengan baik dan diajarkan dalam Akademia rintisan Plato.
Selain filsafat, dari Socrates, Plato juga memunculkan satu ide tentang struktur. Idenya adalah bahwa bentuk-bentuk non-fisik, atau ide-ide, adalah realitas yang paling akurat, dan keajaiban dunia fisik adalah gaung yang tidak sempurna dari model ideal dan sempurna yang ada di luar realitas.
Baca Juga: Menyelami Filsafat Cinta dari Plato Pada Simposiumnya di Athena
Baca Juga: Sains Mengonfirmasi Teori Plato Bahwa Bumi Berasal dari Bentuk Kubus
Baca Juga: Spons, Apa yang Harus Kita Waspadai tentang Peranti Zaman Yunani Ini?
Dari sana, Plato kerap memunculkan ide-ide dan gagasan tentang ilmu pengetahuan. Plato menjelaskan bagaimana seorang anak dapat menemukan teori matematika tanpa pengetahuan sebelumnya tentang dunia, mencapai kesimpulan logis dengan mengajukan pertanyaan dan mempertimbangkan tanggapan alternatif.
"Plato mengklaim bahwa ini dimungkinkan karena ingatan akan kehidupan lampau atau melalui pembelajaran dengan pemeriksaan alih-alih persepsi," terusnya.
Terlepas dari perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan, Plato juga menyadari perlunya manusia untuk bekerja sama di dalam masyarakat untuk keuntungan dan keuntungan bersama.
Ia percaya bahwa setiap orang memiliki keterampilan dan atribut yang berbeda, dan ini dapat digabungkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Dari gagasan ini, Plato mengumumkan gagasannya tentang konsep pembagian kerja.