Bagaimana Kecoak Bertahan Hidup dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 3 April 2022 | 10:00 WIB
Kecoak menjadi penyintas dari peristiwa kepunahan massal yang bahkan dinosaurus pun tidak bisa selamat karenanya (Free Stock Photo)

Nationalgeographic.co.id - Sekitar 66 juta tahun yang lalu, asteroid yang dikenal dengan Penabrak Chicxulub menghantam Bumi. Peristiwa tersebut menyebabkan kepunahan massal di Bumi, peristiwa yang menandai akhir dari era Dinosaurus.

Namun kita tidak sedang membahas dinosaurus sekarang. Saat peristiwa itu, ada spesies kecil, yang di zaman sekarang dibenci banyak orang. Ketika Penabrak Chicxulub menghantam Bumi, ada kecoak di sana. Sementara dinosaurus punah, mengapa kecoak tidak? Bagaimana kecoak dapat bertahan hidup dari asteroid pembunuh dinosaurus?

Brian Lovett, Peneliti Pascadoktoral di Mikologi, di West Virginia University menulis untuk The Conversation. Ia tertarik bagaimana kecoak mengatasi situasi tersebut, kecoak menjadi penyintas dari peristiwa kepunahan massal yang bahkan dinosaurus pun tidak bisa selamat karenanya.

Seperti diketahui, katanya, dampak peristiwa tersebut sangat luar biasa. Menyebabkan gempa bumi besar, dan para ilmuwan berpikir itu juga memicu letusan gunung berapi ribuan kilometer dari lokasi tumbukan. Tiga perempat tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk sebagian besar dinosaurus, kecuali beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung masa kini.

Dengan semua yang terjadi akibat tumbukan tersebut, faktanya kecoak selamat di saat yang lain tidak. Menurutnya, para kecoak ini diperlengkapi dengan baik untuk hidup melalui bencana meteor.

"Jika Anda pernah melihat kecoak, Anda mungkin memperhatikan bahwa tubuh mereka sangat rata. Ini bukan sebuah kecelakaan. Serangga yang lebih datar dapat menekan diri mereka ke tempat yang lebih sempit. Ini memungkinkan mereka untuk bersembunyi secara praktis di mana saja dan ini mungkin membantu mereka bertahan dari dampak Chicxulub," kata Lovett.

Ilustrasi persitiiwa kepunahan massal 66 juta tahun yang lalu. (Getty Images)

Saat meteor menghantam, suhu di permukaan bumi meningkat dengan pesat. Banyak hewan tidak punya tempat untuk melarikan diri, tetapi kecoak bisa berlindung di celah-celah tanah kecil, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas.

Tabrakan meteor memicu serangkaian efek. Menyebabkan begitu banyak debu sehingga langit menjadi gelap. Saat matahari meredup, suhu turun dan kondisi menjadi dingin di seluruh dunia. Dengan sedikit sinar matahari, tanaman yang masih hidup berjuang untuk tumbuh, dan banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman itu kelaparan.

"Lain halnya dengan kecoak, meskipun tidak seperti beberapa serangga yang lebih suka memakan satu tanaman tertentu, kecoak adalah pemakan segala, omnivora," ia menjelaskan.

Itu berarti mereka akan memakan sebagian besar makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan serta sisa-sisa. Beberapa jenis kulit dan bahkan kotoran. Memiliki selera makan yang tidak pilih-pilih telah memungkinkan kecoak untuk bertahan hidup di masa-masa sulit sejak kepunahan Chicxulub dan bencana alam lainnya.

Sifat lain yang membantu adalah bahwa kecoak bertelur dalam kotak pelindung kecil. Kotak telur ini terlihat seperti kacang kering dan disebut oothecae, yang berarti "kotak telur".