Bank van Lening di Batavia, Pegadaian Pertama di Asia Tenggara

By Galih Pranata, Sabtu, 2 April 2022 | 17:00 WIB
Bank van Lening di Rotterdam. (engelfriet.net)

Nationalgeographic.co.id—Wabah malaria tahun 1733 dan pembunuhan besar-besaran atas orang-orang Cina pada tahun 1740 ternyata sangat merugikan perdagangan.

Pada tahun 1746 Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff bersama para anggota Raad van Indië —Dewan penasihat Gubernur Jenderal Hindia-Belanda— sering membicarakan rencana-rencana yang bertujuan meningkatkan taraf ekonomi lokal kota Batavia.

Van Imhoff mencari jalan keluar dengan membentuk badan-badan yang akan bertugas memperlancar pelayaran bebas dan kegiatan dagang di Batavia dan menciptakan fasilitas untuknya.

"Salah satu tindakan yang diambilnya ialah pengaturan kegiatan para makelar," tulis G. Louisa Balk dan tim dalam bukunya yang diproduksi BRILL-Leiden, dan tersimpan dalam Arsip Nasional Republik Indonesia.

Bukunya berjudul The archives of the Dutch East India Company (VOC) and the local institutions in Batavia (Jakarta), yang diterbitkan dalam 3 bahasa (Inggris, Indonesia, dan Belanda) pada tahun 2007.

Para makelar yang aktif di bidang perdagangan, wesel, asuransi, saham, kredit, dan sebagainya, harus mendapatkan izin resmi dan wajib mengucapkan sumpah. Mereka diambil sumpahnya.

Dua anggota Raad van Indië, Jacob Mossel dan Nicolaas Crul (anggota luar biasa) diangkat menjadi Commissarissen over de Zaken van Commercie (Komisaris Urusan Perdagangan) dengan tugas mempersiapkan tindakan-tindakan kongkret.

Mereka mengajukan usul: harus dibentuk College van Commissarissen van Zee en Commercie Zaken (Dewan Komisaris Urusan Lautan dan Perdagangan), yang akan menyelesaikan sengketa antara pemilik kapal, awak kapal, dan pedagang swasta.

Sama seperti para komisaris untuk perkara hukum ringan, Commissarissen van Zee en Commercie tidak boleh menjatuhkan hukuman atas nama Staten Generaal (pemerintah tertinggi di negeri Belanda), karena keduanya merupakan pengadilan tingkat rendah.

Pada tahun 1746 pemerintah menganggap perlu mengambil tindakan ketiga. Pada tanggal 23 Agustus orang membicarakan rancangan peraturan kantor pos baru dan Bank van Lening (penerapa sistem pegadaian pertama di Hindia-Belanda).

Pengaruh Hoge Regering (Pemerintah Agung) atas para pengurus Bank van Lening cukup besar. Ketua haruslah seorang anggota Raad van Indië.

Ia didampingi enam komisaris, di antaranya empat pegawai VOC dan dua orang swasta. Mereka harus berkumpul minimal sekali dalam sebulan. Bila terjadi lowongan, tempatnya diisi lagi oleh Hoge Regering.