Nationalgeographic.co.id—Wabah malaria tahun 1733 dan pembunuhan besar-besaran atas orang-orang Cina pada tahun 1740 ternyata sangat merugikan perdagangan.
Pada tahun 1746 Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff bersama para anggota Raad van Indië —Dewan penasihat Gubernur Jenderal Hindia-Belanda— sering membicarakan rencana-rencana yang bertujuan meningkatkan taraf ekonomi lokal kota Batavia.
Van Imhoff mencari jalan keluar dengan membentuk badan-badan yang akan bertugas memperlancar pelayaran bebas dan kegiatan dagang di Batavia dan menciptakan fasilitas untuknya.
"Salah satu tindakan yang diambilnya ialah pengaturan kegiatan para makelar," tulis G. Louisa Balk dan tim dalam bukunya yang diproduksi BRILL-Leiden, dan tersimpan dalam Arsip Nasional Republik Indonesia.
Bukunya berjudul The archives of the Dutch East India Company (VOC) and the local institutions in Batavia (Jakarta), yang diterbitkan dalam 3 bahasa (Inggris, Indonesia, dan Belanda) pada tahun 2007.
Para makelar yang aktif di bidang perdagangan, wesel, asuransi, saham, kredit, dan sebagainya, harus mendapatkan izin resmi dan wajib mengucapkan sumpah. Mereka diambil sumpahnya.
Dua anggota Raad van Indië, Jacob Mossel dan Nicolaas Crul (anggota luar biasa) diangkat menjadi Commissarissen over de Zaken van Commercie (Komisaris Urusan Perdagangan) dengan tugas mempersiapkan tindakan-tindakan kongkret.
Mereka mengajukan usul: harus dibentuk College van Commissarissen van Zee en Commercie Zaken (Dewan Komisaris Urusan Lautan dan Perdagangan), yang akan menyelesaikan sengketa antara pemilik kapal, awak kapal, dan pedagang swasta.
Sama seperti para komisaris untuk perkara hukum ringan, Commissarissen van Zee en Commercie tidak boleh menjatuhkan hukuman atas nama Staten Generaal (pemerintah tertinggi di negeri Belanda), karena keduanya merupakan pengadilan tingkat rendah.
Pada tahun 1746 pemerintah menganggap perlu mengambil tindakan ketiga. Pada tanggal 23 Agustus orang membicarakan rancangan peraturan kantor pos baru dan Bank van Lening (penerapa sistem pegadaian pertama di Hindia-Belanda).
Pengaruh Hoge Regering (Pemerintah Agung) atas para pengurus Bank van Lening cukup besar. Ketua haruslah seorang anggota Raad van Indië.
Ia didampingi enam komisaris, di antaranya empat pegawai VOC dan dua orang swasta. Mereka harus berkumpul minimal sekali dalam sebulan. Bila terjadi lowongan, tempatnya diisi lagi oleh Hoge Regering.
Van Inhoff, yang boleh dikatakan adalah pengurus sebenarnya pegadaian itu, memilih sebuah rumah di sebelah timur Tijgersgracht, yang terletak di sebelah kanan berseberangan dengan Balai Kota, menjadi kantor bank tersebut.
Baca Juga: Bagaimana Kekuasaan VOC, Kongsi Dagang Terkaya di Dunia, Berakhir?
Baca Juga: Kisah Flying Dutchman, Kapal Era VOC yang Tak Pernah Bisa Berlabuh
Baca Juga: Empat Abad Batavia, Awal Rupa Bandar Terpenting di Asia Tenggara
Pada tanggal 1 Desember 1746, akhirnya Bank van Lening dibuka. Bank tersebut merupakan lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai.
Bank itu memberikan persekot (uang muka/uang panjar) kepada para pedagang swasta dengan agunan emas, perak, permata, barang perdagangan, kain, perabot rumah tangga murahan, dan sebagainya.
"Di samping itu, Bank van Lening menyediakan kredit pembelian rumah," imbuh G. Louisa Balk, F. van Dijk, dan D.J. Kortlang.
Hanya dalam waktu singkat, ratusan orang bersedia berpartisipasi untuk terlibat dengan pegadaian, yang merupakan bank Barat pertama di Asia Tenggara.
Per Januari 1758, modalnya sudah sebesar 1.315.190 ringgit, yang disediakan oleh 197 orang, semua nasabahnya berkebangsaan Eropa. Dengan uang itu, bank memberikan pinjaman uang yang jumlahnya 248.360 ringgit, dengan agunan sebanyak 800 rumah.
Akan tetapi bagian terbesar modalnya, yaitu 750.000 ringgit, didepositokan pada VOC dengan bunga 4½% per tahun. Jumlah uang kontan dalam kas saat itu berjumlah 314.627 ringgit, dan uang lelang yang belum diterima berjumlah 23.781 ringgit.
Jadi, bagian terbesar keuntungan yang diraih oleh bank ini berasal dari uang yang telah dipinjamkan kepada Kompeni dan dari bunga pinjaman kredit rumah. Bunga pinjaman dengan agunan kain juga penting, khususnya bagi para pedagang berkebangsaan Asia.