Nationalgeographic.co.id—Puasa telah lama dikaitkan dengan ritual keagamaan, diet, dan protes politik. Tapi belakangan, ada banyak bukti ilmiah memberikan bukti manfaat kesehatan dari berpuasa. Penelitian dari para peneliti jantung di Intermountain Medical Center Heart Institute telah menambahkan bukti manfaat kesehatan dari puasa.
Seperti diketahui, telah diketahui sebelumnya bahwa puasa rutin secara berkala dapat menurunkan risiko penyakit arteri koroner dan diabetes. Sekarang, bukti baru menunjukan bahwa puasa berkala secara rutin ternyata juga menyebabkan perubahan signifikan pada kadar kolesterol dan baik untuk jantung.
Dr. Benjamin D. Horne, PhD, MPH, peneliti utama studi tersebut mengatakan bahwa penelitian mereka mengungkapkan hubungan antara puasa dan penurunan risiko penyakit jantung koroner. Kolesterol tinggi telah diketahui merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner bersama dengan trigliserida, kegemukan dan kadar gula darah tinggi.
Dari hasil penelitian ini, para peneliti dapat membuktikan bahwa uasa dapat menyebabkan perubahan signifikan pada semua faktor risiko tersebut. Dan artinya puasa dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner secara keseluruhan dan baik untuk kesehatan jika dijadikan gaya hidup.
Horne, yang juga merupakan direktur epidemiologi kardiovaskular dan genetik di Intermountain Medical Center Heart Institute mengatakan bahwa penemuan mereka bukanlah sebuah peristiwa kebetulan. Temuan tersebut telah dipresentasikan pada sesi ilmiah tahunan American College of Cardiology.
"Konfirmasi di antara sekelompok pasien baru bahwa puasa dikaitkan dengan risiko lebih rendah dari penyakit umum ini menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana puasa itu sendiri mengurangi risiko atau jika itu hanya menunjukkan gaya hidup sehat," kata Horne dalam rilis intermountain Healthcare.
Berbeda dengan penelitian tim sebelumnya, penelitian kali ini mencatat reaksi mekanisme biologis tubuh selama puasa. Kolesterol lipoprotein densitas rendah peserta (LDL-C, kolesterol "jahat") dan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL-C, kolesterol "baik"). Keduanya meningkat masing-masing sebesar 14 persen dan 6 persen, meningkatkan kolesterol total dan mengejutkan para peneliti.
Baca Juga: Kurma, Buah Kesukaan Nabi Muhammad yang Memiliki Banyak Manfaat
Baca Juga: Penelitian Terbaru, Puasa Membantu Menangkal Infeksi Bakteri
Baca Juga: Air Zamzam Telah Digunakan 4.000 Tahun Lebih Tapi Kenapa Tidak Habis?
"Puasa menyebabkan rasa lapar atau stres. Sebagai tanggapan, tubuh melepaskan lebih banyak kolesterol, memungkinkannya memanfaatkan lemak sebagai sumber bahan bakar, bukan glukosa. Ini menurunkan jumlah sel lemak dalam tubuh," kata Dr. Horne.
"Ini penting karena semakin sedikit sel lemak yang dimiliki tubuh, semakin kecil kemungkinannya mengalami resistensi insulin, atau diabetes."
Studi ini juga mengonfirmasi temuan sebelumnya tentang efek puasa pada hormon pertumbuhan manusia (HGH), protein metabolik. HGH bekerja untuk melindungi otot tanpa lemak dan keseimbangan metabolisme, respons yang dipicu dan dipercepat oleh puasa. Selama periode puasa 24 jam, HGH meningkat rata-rata 1.300 persen pada wanita, dan hampir 2.000 persen pada pria.
Dalam uji coba mereka, para peneliti melakukan dua studi puasa terhadap lebih dari 200 individu, baik pasien maupun sukarelawan sehat yang direkrut di Intermountain Medical Center. Uji klinis kedua diikuti 30 pasien lain yang hanya minum air dan tidak makan apa pun selama 24 jam.
Mereka juga dipantau saat makan makanan normal selama periode 24 jam tambahan. Tes darah dan pengukuran fisik diambil dari semua untuk mengevaluasi faktor risiko jantung, penanda risiko metabolik, dan parameter kesehatan umum lainnya.
Meski demikian, menurut Horne, diperlukan lebih banyak penelitian seperti ini untuk sepenuhnya menentukan reaksi tubuh terhadap puasa dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Dr Horne percaya bahwa puasa suatu hari nanti bisa diresepkan sebagai pengobatan untuk mencegah diabetes dan penyakit jantung koroner.