Hubble Menjelajahi Cuaca Ekstrem di 'Jupiter yang Sangat Panas'

By Wawan Setiawan, Sabtu, 9 April 2022 | 09:00 WIB
Ilustrasi Jupiter super panas, KELT-20b, yang terletak sekitar 400 tahun cahaya jauhnya. (NASA, ESA, Leah Hustak (STScI))

Sebagai perbandingan, di Bumi, ozon di atmosfer menyerap sinar UV dan meningkatkan suhu di lapisan antara 7 hingga 31 mil di atas permukaan bumi. Pada KELT-20b radiasi UV dari bintang memanaskan logam di atmosfer yang membuat lapisan inversi termal yang sangat kuat.

Bukti datang dari pendeteksian air oleh Hubble dalam pengamatan inframerah-dekat, dan dari pendeteksian karbon monoksida oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer NASA. Mereka memancar melalui atmosfer atas yang panas dan transparan yang dihasilkan oleh lapisan inversi. Tanda tangan ini unik dari apa yang dilihat oleh para astronom di atmosfer Jupiter yang mengorbit bintang yang lebih dingin, seperti Matahari kita. "Spektrum emisi untuk KELT-20b sangat berbeda dari Jupiter panas lainnya," kata Fu. "Ini adalah bukti kuat bahwa planet ini tidak hidup dalam isolasi tetapi dipengaruhi oleh bintang induknya."

Meskipun Jupiter super panas tidak dapat dihuni, penelitian semacam ini membantu membuka jalan untuk lebih memahami atmosfer planet terestrial yang berpotensi dapat dihuni. "Jika kita tidak dapat mengetahui apa yang terjadi pada Jupiter super panas di mana kita memiliki data pengamatan yang solid, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam spektrum yang lebih lemah dari mengamati planet ekstrasurya terestrial," kata Lothringer. "Ini adalah ujian teknik kami yang memungkinkan kami membangun pemahaman umum tentang sifat fisik seperti pembentukan awan dan struktur atmosfer," pungkasnya.