Menyingkap Sisi Lain dari Montezuma, Penguasa Peradaban Aztec

By Galih Pranata, Minggu, 10 April 2022 | 07:00 WIB
Litograf karya Bettman yang menggambarkan pertemuan pasukan Hernan Cortes dari Spanyol berjumpa dengan pasukan Montezuma, penguasa Aztec. (Bettman/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Montezuma II Xocoyotzin adalah pemimpin Kekaisaran Mexica (Aztec), dimana banyak dituliskan berdasar kesaksian bangsa Spanyol di Amerika Tengah sekitar abad ke-16.

Menariknya, terdapat sejumlah fakta yang dikemukakan oleh para pasukan Hernan Cortes yang berjumpa dengannya berabad-abad silam.

Christopher Minster menulis kepada ThoughtCo. dalam artikelnya yang berjudul "10 Facts About Aztec Leader Montezuma" dipublikasikan pada 5 Desember 2019.

Mula-mula, Minster menggambarkan bahwa Montezuma bukanlah seorang kaisar atau raja sebagaimana yang dibayangkan oleh bangsa-bangsa Eropa saat mengungkapnya kepada pengetahuan dunia.

Dia adalah seorang Tlatoani, yang diambil dari kata Nahuatl yang berarti "Pembicara" atau "dia yang memerintah."

Tlatoque (jamak dari Tlatoani) dari Aztec mirip dengan kedudukan raja dan kaisar di Eropa, hanya saja, terdapat perbedaan penting. Tlatoque tidak mewarisi gelar mereka, melainkan dipilih oleh dewan tetua.

"Setelah seorang tlatoani terpilih, ia harus menjalani ritual penobatan yang panjang," imbuh Minster. Bagian dari ritual ini memberi tlatoani kekuatan untuk dapat berkomunikasi dengan dewa Tezcatlipoca, menjadikannya otoritas keagamaan tertinggi di negeri itu.

Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa kedudukannya akan lebih dari sekadar pemimpin, tetapi juga sebagai seorang yang dapat berkomunikasi dengan dewa kepercayaan masyarakatnya.

Sebelum menjadi tlatoani, Montezuma adalah seorang imam besar di Tenochtitlan. Selain menjadi seorang jenderal dan diplomat. Bagaimanapun, Montezuma sangat religius dan menyukai retret spiritual dan doa.

Ketika Spanyol tiba, Montezuma menghabiskan banyak waktu dalam doa dan dengan para peramal dan pendeta Aztec, mencoba untuk mendapatkan jawaban dari dewa-dewanya tentang sifat orang asing, apa motif mereka, dan bagaimana menghadapi mereka.

"Dengan do'a-do'anya, Montezuma menjadi yakin bahwa kedatangan Spanyol meramalkan akhir dari peradaban Aztec di Amerika Tengah," lanjutnya.

Montezuma juga merupakan seorang pejuang pemberani serta seorang jenderal yang terampil. Jika dia tidak pernah menunjukkan keberanian pribadi yang hebat di medan perang, ia tidak akan pernah dipertimbangkan untuk menjadi seorang Tlatoani sejak awal.

Begitu ia menjadi Tlatoani, Montezuma melakukan beberapa kampanye militer melawan pengikut pemberontak dan negara-kota yang tidak berpihak dalam lingkup pengaruh Aztec.

Montezuma adalah pemimpin yang baik dan disegani sebelum kedatangan Spanyol. (Daniel del Valle)

Sebagai Tlatoani, Montezuma menikmati gaya hidup yang akan membuat iri Raja Eropa atau Sultan Arab mana pun. Ia memiliki istana mewahnya sendiri di Tenochtitlan.

Ia memiliki banyak pelayan yang siap sedia memenuhi setiap keinginannya. Ia juga memiliki banyak istri dan selir, ketika dia keluar dan berkeliling di kota, mereka akan dibawa berkeliling.

 Baca Juga: Sekali Tebas, Macuahuitl akan Mengantar Korban pada Dewa Suku Aztec

 Baca Juga: Dari Mana Olahraga Sepak Bola Berasal? Ini Penjelasan Peneliti

 Baca Juga: Penjajah Spanyol Gunakan Smelter Lokal untuk Menguasai Meksiko

Rakyat jelata seharusnya tidak pernah melihatnya secara langsung. Dia makan dari piringnya sendiri yang tidak boleh digunakan orang lain, dan dia mengenakan tunik katun yang sering dia ganti dan tidak pernah dipakai lebih dari sekali.

Saat ditawan akibat kekalahannya atas para penakluk dari Spanyol, Montezuma menciptakan semacam persahabatan yang aneh dengan penculiknya, Hernan Cortes.

"Dia akan mengajari Cortes cara memainkan beberapa permainan tradisional Aztec dan mereka akan bertaruh dengan batu permata kecil," jelasnya.

Ia bersahabat dengan orang-orang Spanyol sebelum akhirnya (diduga) dibunuh oleh bangsa Spanyol demi memudahkan langkah politis Eropa dalam menaklukan kawasan Aztec.