Nationalgeographic.co.id - Sebuah analisis arsip sejarah, arkeologis, dan pengetahuan lokal di El Manchón, menemukan bahwa pasukan Spanyol mengalami kendala dalam persediaan senjata saat menginvasi Meksiko. Meskipun senjata yang mereka yang gunakan saat itu lebih modern.
"Dari dokumen diketahui bahwa satu-satunya cara mereka mendapatkan tembaga adalah dengan berkolaborasi dengan orang-orang lokal yang sudah melakukannya," kata arkeolog Dorothy Hosler dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), dikutip dari Sciencealert. “Mereka harus membuat kesepakatan dengan smelter lokal.”
Hosler dan kelompok penelitiannya dari MIT dan University of Porto beranggapan bahwa, saat kedatangan orang-orang Spanyol pada awal abad ke-16, mereka tidak memiliki pengetahuan tentang peleburan tembaga. Oleh sebab itu, mereka mempelajarinya dengan cara memaksa para pribumi.
Penjajah Spanyol membutuhkan sejumlah besar tembaga dan timah untuk membuat meriam dan persenjataan lainnya. Namun, jika menunggu persediaan dari Eropa akan memakan waktu yang sangat lama.
Karakteristik senjata dari pasukan penjajah Spanyol pun mengalami peleburan dengan karakter senjata lokal yang dimodifikasi.
Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Perburuan Manusia Prasejarah?
Para peneliti menggunakan informasi sejarah dan analisis arkeologi di El Manchón selama beberapa tahun. Situs tersebut merupakan permukiman besar dan terpencil di Meksiko yang awalnya tidak menunjukan adanya aktivitas penjajah Spanyol. Situs tersebut memiliki dua area yang berisi gundukan ampas bijih.
"Bukti arkeologis kami di El Manchón memberikan contoh tunggal," tulis para arkeolog dalam laporannya di Latin America Antiquity, "Solusi desain tungku melingkar bertenaga tangan yang memberikan satu opsi teknis yang sangat sukses dan tahan lama untuk meningkatkan volume produksi tembaga secara dramatis."
Sebelum kedatangan Spanyol, smelter digunakan masyarakat sekitar El Manchón untuk melebur bijih yang dianggap sebagai benda suci. Terutama dalam temuan arkeologis para peneliti ditemukan tempat peribadatan agama lokal.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR