Termasuk Jakarta, Kematian Dini di Kota-kota Tropis Disebabkan Polusi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 10 April 2022 | 16:00 WIB
Polusi udara di kota-kota tropis, termasuk Jakarta, bertanggung jawab terhadap kematian dini ratusan ribu orang. (voaindonesia.com)

Nationalgeographic.co.id - Sekelompok ilmuwan internasional melaporkan data kualitas udara untuk 46 kota besar masa depan di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Kota-kota yang didata itu termasuk Jakarta, melalui pengamatan berbasis ruang angkasa satelit NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) dari tahun 2005 sampai 2018.

Mereka mendapati, 470.000 orang di kota-kota di dekat khatulistiwa meninggal sebelum waktunya pada 2018 kemarin. Hal itu disebabkan oleh polusi udara yang semakin meningkat cepat seiring dengan pertumbuhan kota-kota ini. Laporan itu mereka terbitkan di Science Advances, Jumat (08/04/2022).

Dalam makalah berjudul "Rapid rise in premature mortality due to anthropogenic air pollution in fast-growing tropical cities from 2005 to 2018" itu, para peneliti menganalisis peningkatan polusi partikulat halus di 46 kota tropis. Mereka sangat menyoroti Mumbai, Dhaka, dan Lagos, yang masing-masingnya akan memiliki lebih dari 10 juta penduduk di tahun 2100.

Peneliti yang dipimpin oleh Karn Vohra dari Department of Geography di University College London, Inggris, ini menguraikan tren jangka panjang dalam polusi partikulat halus di udara setiap kota. Mereka melihat bagaimana sinar matahari disebarkan oleh partikel, sehingga menemukan bahwa ada peningkata 1,5 hingga empat kali lipat dalam polusi di 33 kota selama 2005-2018.

Melansir New Scientists, Vohra mengatakan kenaikan tren, atau yang berarti penurunan kualitas udara, disebabkan oleh perindustrian dan sumber rumah tangga, seperti peningkatan lalu lintas, pembakaran sampah, dan penggunaan arang dan kayu bakar yang meluas.

"Pembakaran terbuka biomassa untuk pembukaan lahan dan pembuangan limbah pertanian di masa lalu sangat mendominasi polusi udara di daerah tropis," ujarnya dikutip dari Eurekalert.

"Analisis kami menunjukkan bahwa kita memasuki era baru polusi udara di kota-kota ini, dengan beberapa mengalami tingkat degradasi dalam satu tahun yang dialami kota-kota lain dalam satu dekade."

Baca Juga: Studi Baru: Kaitan Polusi Udara Dengan Gejala Depresi Pada Remaja

Baca Juga: Gawat! Kupu-kupu dan Lebah Kesulitan Menemukan Bunga Akibat Polusi

Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Polusi Perkotaan Memproduksi Ozon Beracun

Selain itu, bersama timnya, juga memasukan data ke model risiko kesehatan yang berhubungan dengan paparan polusi partikulat halus dan kematian dini. Ternyata, hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen kematian di masa studi diketahui disebabkan polusi ini, dan sebagian besar terjadi di kawasan Asia.

"[Partikel] ini menembus jauh ke dalam paru-paru kita dan telah terbukti berdampak pada hampir setiap organ dalam tubuh kita," katanya.