Nationalgeographic.co.id—Musim kemarau akan tiba di setiap pertengahan tahun. Cuaca panas yang rasanya membuat Anda bermandikan keringat dan dehidrasi, harus ada solusi untuk mendinginkan suhu sekitar Anda.
Walau AC atau pendingin ruangan bisa digunakan dengan suhu tertentu yang kita mau, para peneliti di jurnal The Lancet Planetary Health menyarankan untuk menggunakan kipas angin listrik. Alasannya, kipas angin ternyata dinilai lebih efektif dan berkelanjutan untuk sirkulasi udara di dalam ruangan tanpa mengorbankan kenyamanan.
Selain itu, penggunaan listrik dari kipas angin lebih hemat dalam energi demi masa depan keberlanjutan yang ramah lingkungan.
"'IPCC Sixth Assessment Report on Mitigation of Climate Change' terbaru menekankan perlunya adopsi gaya hidup rendah emisi, termasuk pilihan pendingin untuk kenyamanan termal," kata Arunima Malik, penulis utama studi dari Integrated Sustainability Analysis, School of Physics, The University of Sydney, di dalam rilis.
“Studi kami menegaskan bahwa solusi berbiaya rendah seperti kipas angin memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris.”
Makalah itu berjudul The potential for indoor fans to change air conditioning use while maintaining human thermal comfort during hot weather: an analysis of energy demand and associated greenhouse gas emissions, terbit untuk jurnal edisi April 2022. Penelitainnya dipimpin oleh para peneliti dari University of Sydney, Australia.
Malik dan tim menulis, kipas dalam ruangan dapat membuat ambang batas suhu dalam ruangan yang tadinya tidak nyaman, bisa meningkat tiga sampai empat derajat celsius daripada penggunaan AC.
Baca Juga: Sebuah Studi: Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui AC Restoran?
Baca Juga: Benarkah Tidur Menggunakan Kipas Angin Berakibat Buruk Bagi Kesehatan?
Baca Juga: Gelombang Panas 1911 yang Mematikan dan Membuat Gila Banyak Orang
Para peneliti juga melakukan analisis dampak dan manfaat total dalam penggunaannya lewat pemodelan. Pemodelan itu menemukan, kipas dapat menurunkan konsumsi listrik dan biaya tahunan yang berhubungan dengan pendinginan dalam ruangan, sebesar 70 persen daripada AC.
Source | : | The Lancet Planetary Health |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR