Nationalgeographic.co.id—Ledakan Besar atau Big Bang adalah teori ilmiah mengenai asal-usul terciptanya alam semesta yang paling dipercaya manusia saat ini. Namun tidak bagi suku Aztec di benua Amerika.
Suku Aztec, seperti budaya Mesoamerika lainnya, adalah politeistik. Mereka percaya bahwa semua aspek alam, seperti angin dan hujan, dan semua aktivitas manusia, seperti pertanian dan peperangan, memiliki dewa pelindung.
Para ahli agama Aztec telah membagi dewa-dewa Aztec menjadi tiga kategori berbeda. Ada dewa kosmik atau pencipta, dewa pertanian, air, dan kesuburan, dan dewa perang dan pengorbanan.
Suku Aztec percaya bahwa alam semesta terdiri dari tiga tingkat yang dihubungkan oleh poros tengah yang diwakili oleh kuil Templo Mayor di Tenochtitlan. Mereka percaya bahwa poros tengah ini, atau poros mundi, menghubungkan dunia bawah, bumi, dan langit.
Dunia yang dikenal umat manusia disebut Tlaltipac. Dunia ini dianggap sebagai piringan di tengah alam semesta. Dunia bawah terdiri dari 9 tingkat. Alam surgawi terdiri dari 13 tingkat.
Bentuk paling umum dari mitos penciptaan Aztec mengatakan bahwa, pada awalnya, ada kekosongan. Dewa pencipta adalah laki-laki dan perempuan, terang dan gelap, jahat dan baik hati. Dewa ini memiliki empat anak, Tezcatlipoca, Quetzalcoatl, Xipe Totec, dan Huitzilopochtli.
Sebagaimana dilansir Anceint Origins, suku Aztec percaya bahwa empat zaman telah berlalu dan bahwa mereka saat ini hidup di zaman kelima matahari. Di setiap zaman, dewa yang berbeda memainkan peran matahari dan setiap zaman dikaitkan dengan elemen yang berbeda.
Selama zaman pertama matahari, Tezcatlipoca adalah matahari. Tezcatlipoca, bagaimanapun, tidak dapat mencapai tingkat kecemerlangan tertentu dan hanya setengah matahari.
Pada zama ini, dunia dihuni oleh para raksasa. Ada perseteruan antara Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl dan para raksasa dihancurkan oleh wabah jaguar. Unsur zaman ini adalah bumi.
Selama zaman matahari kedua, Quetzalcoatl adalah matahari dan manusia tampak seperti manusia hari ini. Manusia-manusia ini, bagaimanapun, menjadi korup dan akhirnya berubah menjadi para monyet sebagai kutukan.
Para monyet modern diyakini sebagai keturunan mereka. Zaman kedua matahari berakhir dengan badai yang dikirim oleh Quetzalcoatl untuk menghancurkan sebagian besar monyet. Elemen penguasa zaman ini adalah udara.