“Hasilnya menyiratkan bahwa setidaknya selama 500.000 tahun terakhir urutan nyata perubahan iklim masa lalu, termasuk siklus glasial, memainkan peran sentral dalam menentukan di mana berbagai kelompok hominin hidup, dan di mana sisa-sisa mereka ditemukan,” lanjutnya.
Para peneliti kemudian membuat zona kontak yang berguna untuk menghasilkan pengetahuan adanya tempat yang bercampur antarspesies. Dari analisis zona kontak, mereka kemudian mengurutkan pohon keluarga hominin.
Mereka memperkirakan Neanderthal dan Denisovan bisa jadi berasal dari H. heidelbergensis yang ada di Eurasia sekitar 500.000-400.000 tahun silam. Sedangkan H sapiens bisa ditelusuri asalnya punya kontak yang sama dengan populasi H. heidelbergensis di Afrika Selatan sekitar 300.000 tahun silam.
"Rekonstruksi garis keturunan hominin berbasis iklim kami sangat mirip dengan perkiraan terbaru yang diperoleh dari data genetik atau analisis perbedaan morfologis pada fosil manusia, yang meningkatkan kepercayaan kami pada hasilnya," kata Jiaoyang Ruan, rekan penulis studi di Institute for Basic Science.
Lalu, pemodelan yang menghasilkan 500 terabyte data ini dijalankan. Para peneliti melihat bagaimana persebaran dan perpindahan habitat berbagai spesies manusia dari masa ke masa. Pengamatan ini menghasilkan cara berdapatasi manusia untuk mendapatkan sumber makanan selama dua juta tahun terakhir.
“Ketika kami melihat data untuk lima kelompok hominin utama, kami menemukan pola yang menarik. Hominin Afrika awal sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu lebih menyukai kondisi iklim yang stabil. Ini membatas mereka pada koridor layak huni yang relatif sempit” kata Elke Zller, anggota penulisan makalah ini.
“Setelah transisi iklim besar sekitar 800.000 tahun yang lalu, sebuah kelompok yang dikenal dengan istilah Homo heidelbergensis beradaptasi dengan sumber makanan yang lebih luas, yang memungkinkan mereka menjadi pengembara global, menjangkau daerah-daerah terpenci di Eropa dan Asia Timur.”
Para peneliti berhasil mengungkapkan bahwa ada peran yang mendasar bagi genus Homo atas perubahan iklim yang terjadi di masa lampau. “Kita adalah kita karena kita telah beradaptasi selama ribuan tahun untuk memperlambat perubahan iklim di masa lalu,” pungkas Timmermann.