Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan morfologi antara spesimen yang diidentifikasi sebagai Prasophyllum morganii dan Prasophyllum retroflexum, dan para ilmuwan kemudian menyimpulkan bahwa mereka sejenis.
"Sungguh kejutan yang menyenangkan mengetahui bahwa Prasophyllum morganii masih ada, namun masih terancam punah, dan kita perlu melindunginya," kata Reiter.
"Taksonomi yang baik, yaitu pendeskrisian tumbuhan dan hewan yang akurat, memperkuat konservasi tumbuhan langka dan terancam punah seperti ini."
Baca Juga: Menyelamatkan Ribuan Spesies Anggrek Liar di Kalimantan dari Kepunahan
Baca Juga: Spesies Anggrek Baru nan Langka Ditemukan di Pegunungan Andes
Baca Juga: Mengenal Eulophia Lagaligo, Spesies Anggrek Terbaru dari Sulawesi
Baca Juga: Bulbophyllum irianae, Spesies Anggrek Baru Yang Ditemukan di Papua
Menurutnya, ketika kita lebih memahami spesies anggrek, karakteristiknya, distribusi dan ekologinya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk melestarikannya. Dalam studi tersebut, peneliti kemudian menganalisis spesimen jenis asli Prasophyllum morganii dan 33 herbarium dan spesimen yang dikumpulkan di lapangan untuk mendapatkan hasilnya.
Sementara itu, penulis pertama studi ini Dr. Bronwyn Ayre mengatakan, pekerjaan mereka tidak akan mungkin terjadi tanpa spesimen yang disimpan di State Botanical Collection di National Herbarium of Victoria. Ayre merupakan seorang peneliti di Departemen Ekologi, Lingkungan dan Evolusi di La Trobe University dan Royal Botanic Gardens Victoria.
"Sungguh menakjubkan dapat membandingkan bunga yang dikumpulkan lebih dari 90 tahun yang lalu, dengan yang baru saja kami kumpulkan sendiri," kata Ayre.