Melihat Proses Menetasnya Telur Komodo, Naga Terakhir di Bumi

By Utomo Priyambodo, Rabu, 20 April 2022 | 10:00 WIB
Proses menetasnya telur komodo. (Australian Reptile Park )

Nationalgeographic.co.id—Untuk pertama kalinya, ada telur komodo yang menetas di Australia. Sebelumnya, tidak pernah ada sekalipun telur dari hewan endemik Indonesia itu yang berhasil menetas di Australia.

Australian Reptile Park baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah menyambut tiga komodo sebagai yang pertama untuk negara tersebut. Tiga bayi reptil yang dijuluki sebagai naga terakhir di bumi itu muncul ke dunia dengan selamat.

Penetasan komodo-komodo tersebut bukanlah tugas yang mudah karena telur-telur itu harus diinkubasi selama tujuh bulan. Banyak yang bisa salah pada waktu itu, dan bahkan pembuahan telur-telur tersebut berisiko karena komodo yang sedang kawin bisa melakukan apa saja, mulai dari menjilati dan mencakar hingga bergulat dan menggigit.

"Banyak pekerjaan yang dilakukan untuk pengembangbiakan komodo," kata Jake Meney, Kepala Penjaga Reptil di Australian Reptile Park, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari IFLScience.

"Mereka (sepasang komodo yang dikawinkan itu) adalah dua hewan yang berpotensi saling membunuh dan menyebabkan kerusakan serius pada kami para penjaga. Ada sedikit keragu-raguan selama perkenalan awal, tapi betina kami menjadi reseptif dan keduanya berhasil dikawinkan yang mengarah pada penetasan tiga bayi naga yang sempurna ini."

Sepasang komodo dewasa bernama Kraken dan Daenerys. (Australian Reptile Park )

Bayi-bayi itu lahir dari sepasang komodo dewasa bernama Kraken dan Daenerys. Ketiga bayi komodo itu telah lulus pemeriksaan kesehatan minggu pertama mereka.

Saat ini, ketiga bayi komodo itu memiliki berat antara 112–116 gram dan panjangnya hanya 40 sentimeter. Namun dengan perawatan yang baik, ketiganya akan menjadi jauh lebih besar karena komodo adalah kadal terbesar di dunia.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Indonesia Hentikan Semua Proyek di TN Komodo

Baca Juga: Studi: Populasi Komodo Kian Memburuk Akibat Interaksi dengan Manusia

Baca Juga: Apa Saja Satwa yang Menemani Homo floresiensis di Sekitar Liang Bua?

Baca Juga: Perubahan Iklim dan Sempitnya Habitat Ancam Kepunahan Komodo Pada 2050

  

Sebagai perbandingan, komodo dewasa memiliki berat sekitar 70 kilogram dengan panjang terpanjang yang diverifikasi adalah 3,13 meter. Perjalanan hidup bayi-bayi komodo itu masih panjang, tetapi ketiganya setidaknya sudah dalam perjalanan yang baik karena telah mengemil serangga.

Australian Reptile Park sekarang adalah kebun binatang pertama di Australia yang berhasil membiakkan dan menetaskan komodo karena tidak ada kebun binatang, suaka atau fasilitas lain di negeri kanguru itu yang pernah melakukan ini. Live Science melaporkan bahwa komodo pertama kali menetas di luar Indonesia pada tahun 1992 di Kebun Binatang Smithsonian di Washington, Amerika Serikat.

Ketika kepala bayi komodo mulai keluar dari telurnya, (Australian Reptile Park )

Komodo saat ini terdaftar sebagai hewan Rentan di Daftar Merah Untuk Spesies Terancam Punah IUCN. Mereka menghadapi ancaman dari perambahan manusia, perburuan, dan kekurangan betina yang bisa bertelur.

Kedatangan ketiga bayi komodo di Australia ini merupakan kabar baik bagi spesies ini karena menunjukkan bahwa program penangkaran dapat berhasil. "Tahap selanjutnya adalah memastikan keberhasilan pemeliharaan bayi-bayi tersebut," lanjut Meney.

"Kami memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke dalam pajangan di rumah yang dibangun khusus untuk mereka segera dan menjaga rutinitas makan dan pemeriksaan kesehatan rutin mereka. Mereka tumbuh cukup cepat – dalam tahun pertama mereka, kami memperkirakan mereka mencapai panjang hampir satu meter dan satu kilogram."

Selamat datang di dunia, naga-naga kecil.