Persia dan Romawi Berperang selama 721 Tahun, Siapa Pemenangnya?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 23 April 2022 | 14:00 WIB
Alih-alih kemenangan, Persia dan Romawi sama-sama menderita akibat perang berkepanjangan ini. (Diego Delso/Wikipedia)

Baca Juga: Awal Konflik Besar Yunani-Persia: Pertempuran Maraton yang Legendaris

Konflik antara kerajaan besar adalah masalah kekuasaan dan kemuliaan. Selama berabad-abad, setiap pemuda Romawi yang ambisius bermimpi memenangkan pertempuran dan kembali ke rumah untuk merayakan kemenangan.

Sebuah kemenangan bukan hanya sekedar parade kemenangan. Jenderal yang sukses akan duduk di kereta kuda melintasi kota Roma. Ia dielu-elukan orang banyak dan ditemani oleh pasukannya. Barang rampasan dan tawanan pun dipamerkan dengan bangga.

Parade yang megah itu merupakan pengakuan resmi oleh Senat Romawi bahwa sang jenderal telah meraih kemenangan besar. Ini juga berarti bahwa ia adalah orang yang patut diperhitungkan. Bagi banyak bangsawan Romawi, prosesi kemenangan mengarah ke Forum, di mana kesuksesan politik dimulai.

Efek yang menghancurkan dari perang ini adalah bahwa kedua kekaisaran lumpuh. Persia terjebak dalam jurang perselisihan dinasti dan perang saudara. Sedangkan Romawi, cadangan keuangan terkuras habis untuk membiayai perang. Ini menyebabkan krisis ekonomi yang berlangsung selama berabad-abad.

Jadi, pihak mana yang memenangkan pertempuran? Tidak ada, sebenarnya. Pemenang konflik antara Romawi dan Persia adalah orang Arab. Dalam beberapa tahun, kedua kerajaan yang dulunya besar itu dilanda serangan gencar bangsa Arab. Bangsa itu mengambil keuntungan dari energi yang terbuang sia-sia untuk konflik tersebut.

Jarang dalam sejarah konflik manusia memiliki perseteruan seperti itu, di mana perang berlangsung begitu lama namun hanya sedikit pencapaian.