Mengapa Bangsa Romawi Kerap Memiliki Kaisar yang Gila dan Sesat?

By Sysilia Tanhati, Senin, 25 April 2022 | 13:00 WIB
Alih-alih mengutuknya sebagai seorang tiran, orang-orang meratapi Caesar sebagai seorang martir. ( Vincenzo Camuccini)

  

Baca Juga: Jatuhnya Takhta Romawi Barat, Tanda Dimulainya Abad Pertengahan

 Baca Juga: Ketika Homoseksualitas di Romawi Kuno Jadi Sebuah Status Sosial

 Baca Juga: Koin Romawi: Alat Pembayaran dan Propaganda Pemerintah Romawi

 Baca Juga: Persia dan Romawi Berperang selama 721 Tahun, Siapa Pemenangnya?

    

Mengapa kaisar gila dan aneh ini mampu memerintah mengendalikan wilayah yang begitu luas?

Banyak dari kaisar ini memiliki lingkaran penasihat yang sangat kecil. Mereka yang melakukan pekerjaan kasar dalam menjalankan kekaisaran yang luas.

"Jumlah orang yang memiliki akses langsung ke kaisar sebenarnya agak kecil," kata Ando. Kaisar memerintah melalui jaringan pejabat dan pejabat itu sering kali lebih kompeten. Merekalah yang menopang kegilaan yang terjadi di atasnya.

Terlebih lagi, kebanyakan orang yang tersebar di seluruh Kekaisaran Romawi yang luas tidak terlalu memperhatikan.

"Tidak masalah seberapa gila Caligula," kata Barrett, ​​"kecuali dia melakukan sesuatu yang gila dengan kebijakan pajak."

Mereka yang tinggal di provinsi militer dapat terpengaruh oleh dekrit kaisar. Namun bagi yang tinggal di provinsi sipil yang jauh hampir tidak memperhatikan perubahan dari satu kaisar ke kaisar lainnya.

Semua itu menggarisbawahi kebenaran sebenarnya tentang kekuatan kekaisaran di Roma. Ya, ada beberapa kaisar gila dan beberapa rumor mungkin benar. Tetapi hal yang paling aneh tentang Kekaisaran Romawi bukanlah para kaisar melainkan struktur politik yang membuat kaisar begitu kuat sejak awal.