"Seprai bersulam ini adalah barang luar biasa, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk membuatnya. Perhatian dan pengabdian itu menunjukkan kehancuran pribadi Anna dan karakternya yang luar biasa, tekad untuk melindungi ingatan mengenai suaminya hingga lama setelah kematiannya."
Baca Juga: Arkeolog Temukan 40 Kerangka Orang Romawi dengan Kepala Dipenggal
Baca Juga: Kesaksian Perempuan Eropa tentang Pemburu Kepala Manusia di Kalimantan
Baca Juga: Konyak, Suku Pemburu Kepala Terakhir di India dan Tradisi Tatonya
Baca Juga: Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin dan Tradisi Penggal Kepada Suku Naulu
Menurut para ahli, lebih dari sekadar kesedihan pribadi janda muda Anna Maria, penyulaman seprai itu juga merupakan upaya untuk mengamankan ingatan mengenai sosok suaminya di antara umat Katolik yang berusaha memulihkan dinasti Stuart. Menurut Cook, "Ini juga semacam peninggalan kemartiran Katolik."
Seprai Anna Maria bukan satu-satunya barang pedih yang akan ditampilkan di pameran. Cook mengatakan, "Ini hanyalah salah satu dari banyak kisah pribadi dalam pameran yang mengungkapkan dampak eksekusi publik terhadap kehidupan warga London selama berabad-abad — sebuah kota yang menyaksikan kematian brutal banyak orang, dari warga London biasa ke beberapa kasus paling terkenal dalam sejarah."
Museum berharap dapat membawa cerita, benda, dan warisan dari mereka yang hidup, meninggal, atau menyaksikan langsung peristiwa eksekusi-eksekusi dari tahun 1196 hingga 1868 tersebut kepada para pengunjungnya.
Salah satu yang dipamerkan adalah rompi yang konon pernah dikenakan oleh Charles I ketika dia dieksekusi pada tahun 1649. Ada juga tanda cinta yang ditorehkan oleh para terdakwa serta surat-surat terakhir mereka.
Pameran ini akan mengeksplorasi aspek tidak nyaman dari sejarah London sebagai kota Inggris yang menyaksikan eksekusi publik paling terkenal di negara itu. Pameran ini akan dibuka pada Oktober 2022, tepatnya akan berlangsung sejak 14 Oktober 2022 sampai 16 April 2023.