Misteri Hilangnya Romulus Pendiri Roma: Dibunuh atau Naik ke Surga?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 26 April 2022 | 11:00 WIB
Banyak penulis kuno menggambarkan Romulus sebagai seorang pejuang yang menyalahgunakan kekuasaannya. (Peter Paul Rubens/National Museum Cardiff)

“Aku meninggalkanmu,” jawab Romulus, “karena para dewa memanggilku kembali ke surga, tempat asalku. Tidak perlu lagi bagi saya untuk tetap tinggal di bumi. Karena Roma sekarang telah didirikan dan kebesaran dan kemuliaan masa depannya sudah pasti. Kembali ke Roma dan komunikasikan hal ini kepada orang-orang. Katakan kepada mereka bahwa jika mereka terus rajin, berbudi luhur, dan berani, saatnya akan tiba ketika kota mereka akan menjadi penguasa dunia. Dan bahwa aku, bukan lagi rajanya, selanjutnya menjadi dewa pelindungnya.”

Hilangnya pendiri Roma secara misterius dan penglihatan aneh Proculos menyatukan orang Romawi

Orang-orang Romawi sangat gembira mendengar ‘komunikasi’ ini. Keraguan dan kecurigaan mereka pun hilang; para senator segera memulihkan reputasi baik di mata publik. Semuanya kembali damai dan harmonis.

Bartek mengungkapkan, “Altar pun segera didirikan untuk Romulus.” Seluruh penduduk kota bergabung untuk memberi kurban dan penghormatan untuk mengenangnya.

   

Baca Juga: Festival Darah Lupercalia dan Legenda Si Kembar Romulus dan Remus

Baca Juga: Hampir Mencapai Usia 2.800, Mengapa Roma Disebut Kota Abadi?

Baca Juga: Mengenal Titus 'Livy', Penulis Sejarah Penting tentang Lahirnya Romawi

Baca Juga: Mitologi Romulus dan Remus, Tokoh yang Membangun Peradaban Romawi Kuno

   

Pernyataan Proculus akan penglihatan dan percakapannya dengan roh merupakan bukti tertinggi menurut gagasan yang berlaku pada zaman itu.

Di zaman modern, bagaimanapun, cerita seperti itu tidak dapat dipercaya. Maka kebenaran tentang akhir hidup Romulus sebagai raja Romawi tidak diketahui hingga kini.

Setelah kematian Romulus, para senator mulai mengatur kerajaan sendiri. Satu per satu secara bergiliran memegang kekuasaan tertinggi. Namun, rencana ini tidak berhasil dan setelah pergantian pemerintahan selama sekitar satu tahun, rakyat memilih raja lain.

“Menurut legenda, Numa Pompilius adalah raja kedua Romawi, tetapi dia bukan seorang raja yang suka berperang melainkan seorang negarawan dan politisi,” ungkap Bartek.

Selama masa pemerintahannya, Numa memperkenalkan undang-undang baru, adat istiadat, kultus, dan hari libur. Berbeda dengan zaman raja Romulus yang sering terlibat perang, penguasa baru itu ingin agar Roma mengalami masa-masa yang lebih tenang.