Lima Metode Eksekusi Mati yang Paling Mengerikan di Era Romawi

By Utomo Priyambodo, Jumat, 29 April 2022 | 14:00 WIB
Eksekusi mati poena cullei. (Amusing Planet)

Teknik eksekusi ini disebut sempat berhenti sekitar abad ke-3 Masehi pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus. Namun metode eksekusi ini kemudian dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Kaisar Yustianus, setelah setelah sempat dihentikan selama sekitar 200 tahun.

2. Dilempar dari Batu Tarpeian

Batu Tarpeian (Tarpeian Rock) adalah tebing Romawi kuno yang terkenal sebagai tempat eksekusi paling mengerikan. Para pelakunya, termasuk para pengkhianat, pembunuh, dan budak pencuri dilempar dari tebing ini hingga mati.

Ketinggian tebing ini sekitar 80 kaki, dan proses ini adalah salah satu cara termudah untuk menghukum orang yang bersalah. Forum Romawi terlihat jelas dari atas tebing Tarpeian ini.

Eksekusi mati dengan cara dilempar dari Tebing Tarpeian. (seriykotik1970/Flickr)

Menurut legenda, tebing itu diberi nama dari nama salah satu Perawan Vestal, Tarpeia – putri seorang komandan Romawi Spurius Tarpeiushad. Ketika Roma dikepung oleh orang-orang Sabine, Tarpeia membuka gerbang kota dan membiarkan musuh Romawi, Titus Tatius, masuk pada abad ke-8 Sebelum Masehi.

Dia melakukannya sebagai imbalan atas gelang dan cincin emas yang dikenakan oleh orang-orang Sabine. Tarpeia telah berkhianat saat Roma dikepung oleh orang-orang Sabine.

3. Dibakar Hidup-Hidup

Metode lain dari eksekusi mengerikan di Romawi Kuno dibakar hidup-hidup. Metode ini juga dikenal sebagai imolasi. Ini adalah metode yang diterapkan pada orang yang bersalah karena bid'ah, sihir, pemerkosaan, dan pengkhianatan.

Dalam metode ini, pelakunya atau orang yang bersalah akan diikat ke tiang tinggi dan pakaian berbasis papirus dengan lilin yang diletakkan di tubuhnya. Lilin tersbut terkadang bercampur dengan lemak babi, dan orang tersebut akan mati karena terkena panas yang ekstrem.

Ini adalah metode yang cenderung digunakan untuk eksekusi massal ketimbang mengeksekusi satu orang.

Selama masa pemerintahan Kaisar Nero pada tahun 64 Juli, Api Besar Roma membakar hampir dua pertiga wilayah Roma, menewaskan ratusan orang Romawi. Api bermula dari stadion kereta Circus Maximus.