Lima Metode Eksekusi Mati yang Mengerikan Lainnya di Era Romawi Kuno

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 30 April 2022 | 07:00 WIB
Damnatio ad bestias, eksekusi mengerikan di Romawi kuno. (Panoramio.com/Wikimedia Commons)

 

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi pernah menerapkan banyak metode atau teknik eksekusi mati yang mengerikan. Beberapa di antaranya sudah pernah dibahas dalam artikel ini.

Sekarang, mari kita bahas lima metode eksekuti mati lain yang juga mengerikan di era Romawi kuno. Mulai direbus dengan minyak mendidih hingga disalib.

1. Direbus dalam Minyak

Direbus dalam minyak adalah metode eksekusi lain yang digunakan di Romawi kuno. Metode ini terutama untuk para pemalsu koin, pemerkosa, dan pembunuh.

Metode ini pertama kali digunakan di Romawi Kuno pada masa pemerintahan Kaisar Nero untuk mengeksekusi ribuan orang Kristen, menyalahkan mereka atas peristiwa Api Besar. Ini adalah kejadian ketika api membakar lebih dari setengah Roma dan menewaskan ratusan dan melukai ribuan warga Romawi.

Kaisar Nero kemudian mulai menghukum orang-orang Kristen karena hal ini. Dia mengeksekusi mereka dengan banyak metode, termasuk membakar hidup-hidup mereka dan merebus mereka dalam minyak mendidih.

Dikutip dari HistoryTen, seseorang dari Nuremberg dieksekusi dengan metode ini pada tahun 1392 karena memperkosa dan membunuh ibunya. Henry VIII juga menggunakannya pada tahun 1531 saat dia mengeksekusi banyak orang karena keracunan.

2. Damnatio ad Bestias atau Dicabik-cabik oleh Binatang Buas

Damnatio ad bestias, eksekusi mati dengan dicabik-cabik oleh binatang buas. (penelope.uchicago.edu)

Metode eksekusi Romawi yang mengerikan lainnya adalah Damnatio ad Bestias, yang berarti dicabik-cabik oleh binatang buas. Dalam metode ini, pelakunya atau orang yang bersalah dilemparkan ke arena bersama dengan binatang buas.

Itu adalah hukuman mati di mana sebagian besar pelakunya akan dibunuh oleh singa atau kucing besar lainnya. Metode ini muncul pada abad ke-2 Sebelum Masehi di Romawi kuno.

Metode ini pertama kali dibawa ke dalam budaya Romawi kuno oleh dua orang komandan. Mereka adalah Lucius Aemilius Paullus Macedonicus dan putranya, Scipio Aemilianus, setelah menaklukkan Kota Kartago di Afrika sekitar tahun 146 Sebelum Masehi.